IMF, Bank Dunia Dkk Minta Jangan Larang Ekspor Makanan dan Pupuk

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2022 07:51 WIB
IMF, Bank Dunia, WFP, dan WTO mendesak negara-negara di dunia untuk tidak melarang ekspor makanan atau pupuk.
IMF, Bank Dunia, WFP, dan WTO mendesak negara-negara di dunia untuk tidak melarang ekspor makanan atau pupuk. (AFP/Sajjad Hussain).
Jakarta, CNN Indonesia --

IMF, Bank Dunia, WFP, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dalam pernyataan bersama mendesak koordinasi ketahanan pangan dan mengimbau negara-negara untuk tidak melarang ekspor makanan atau pupuk.

Sebab, pemimpin keempat lembaga internasional itu menilai perang Rusia-Ukraina menambah tekanan yang ada di tengah pandemi covid-19, perubahan iklim, geopolitik, sudah mengancam jutaan orang di dunia.

Mereka menyebut kenaikan tajam harga-harga bahan pokok dan kekurangan pasokan telah memicu tekanan dan mengancam negara-negara termiskin. Kerentanan juga meningkat pesat di negara-negara berpenghasilan menengah yang menampung sebagian besar orang miskin di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Antara, Kamis (14/4), mereka menuturkan krisis yang semakin parah dapat memicu ketegangan sosial di banyak negara yang terkena dampak, terutama yang sudah rapuh atau terkena dampak konflik.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Presiden Bank Dunia David Malpass, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) David Beasley dan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengeluarkan pernyataan bersama mereka menjelang Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia minggu depan.

Mereka mengatakan kenaikan harga pangan diperparah oleh peningkatan dramatis dalam biaya gas alam, bahan utama pupuk nitrogen, yang mengancam produksi pangan di banyak negara.

"Melonjaknya harga pupuk bersama dengan pemotongan signifikan dalam pasokan global memiliki implikasi penting bagi produksi pangan di sebagian besar negara, termasuk produsen dan eksportir utama, yang sangat bergantung pada impor pupuk," bunyi pernyataan bersama tersebut.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga menyatakan keprihatinan mendalam tentang krisis ketahanan pangan. Ia mencatat lebih dari 275 juta orang di dunia menghadapi kerawanan pangan akut.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan mengatakan pertemuan itu akan mencakup para menteri dari negara-negara ekonomi utama G7 dan G20, pejabat dari IMF, Bank Dunia, dan Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), serta pakar teknis utama di bidang ketahanan pangan dan pertanian.

"Acara ini akan membawa perhatian pada dimensi berbeda dari krisis ketahanan pangan yang memburuk dan memobilisasi (lembaga keuangan internasional) untuk mempercepat dan memperdalam tanggapan mereka untuk membantu negara-negara yang terkena dampak," kata juru bicara itu.

Yellen mengatakan dia akan bertemu dengan para pemimpin lain minggu depan untuk membahas kemungkinan solusi, dan menggarisbawahi perlunya investasi jangka panjang untuk mengatasi kerentanan dalam sistem pangan.

Dalam pernyataan bersama mereka, keempat pemimpin tersebut meminta masyarakat internasional untuk menyediakan pasokan makanan darurat ke negara-negara rentan, meningkatkan produksi pertanian, dan menjaga arus perdagangan tetap terbuka.

Mereka juga mendesak masyarakat internasional untuk memberikan hibah dan dana lain untuk pasokan makanan segera guna membantu orang miskin, dan petani kecil.

Penting untuk menjaga perdagangan tetap terbuka dan menghindari tindakan pembatasan seperti larangan ekspor makanan atau pupuk, menggarisbawahi kebutuhan untuk menghindari pembatasan pembelian makanan kemanusiaan oleh Program Pangan Dunia.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER