Jerman Bakal Kehilangan Rp3.417 T Jika Rusia Setop Impor Gas

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2022 11:58 WIB
Jerman diperkirakan kehilangan PDB hingga 220 miliar euro atau setara Rp3.417 triliun dan mengakibatkannya jatuh ke lubang resesi ekonomi. Ilustrasi. (AP/Matthias Schrader).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jerman diperkirakan kehilangan 220 miliar euro atau US$238 miliar setara Rp3.417 triliun dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mereka dua tahun ke depan jika Rusia menyetop impor gas.

Kondisi itu sekaligus akan membawa Jerman jatuh ke lubang resesi ekonomi pada 2023 dengan pertumbuhan ekonomi minus 2,2 persen. PDB Jerman diproyeksi mulai menyusut jadi 1,9 persen pada tahun ini.

Direktur Peneliti di Institut Kiel Stefan Kooths menuturkan pertumbuhan ekonomi Jerman bisa menyentuh 2,7 persen tahun ini jika aliran gas dari Rusia terus mengalir.

"Tetapi, pemotongan gas Rusia akan mendorong ekonomi terbesar di Eropa jatuh ke dalam resesi," ujar Kooths seperti dilansir CNN Business, Kamis (14/4).

Pemimpin negara-negara Eropa mulai menyerukan larangan impor energi dari Rusia, termasuk gas dan batu bara. Bahkan, larangan impor batu bara dari Rusia disebut akan dimulai Agustus 2022 ini.

Jika benar terjadi, sanksi terhadap Rusia itu akan menjadi malapetaka bagi Jerman yang pasokan gas negaranya sebanyak 46 persen mengandalkan Rusia. Gas dari Rusia itu mengalirkan listrik di rumah tangga Jerman, termasuk memberdayakan pabrik-pabrik di Jerman.

Uni Eropa sendiri berjanji memangkas impor gas Rusia hingga 66 persen tahun ini dan sepenuhnya memutus ketergantungan terhadap energi Rusia pada 2027 mendatang.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Die Zeit, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner menyebut sebetulnya larangan impor energi dari Rusia telah menyakiti ekonomi Eropa itu sendiri.

"Pertanyaannya adalah pada titik mana kita lebih merugikan Putin daripada diri kita sendiri? Jika saya hanya bisa mengikuti kata hati saya, akan ada embargo pada semuanya. Namun, saya ragu ini akan menghentikan mesin perang Rusia-Ukraina dalam jangka pendek," terang dia.

Justru, sambung dia, menargetkan energi Rusia akan memperburuk inflasi global, tak terkecuali inflasi Jerman yang saat ini mencapai level tertingginya dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Biro Statistik Jerman melansir inflasi atau indeks harga konsumen naik 7,3 persen dibanding tahun lalu. Penyebab utamanya, harga gas alam dan minyak yang melonjak nyaris 40 persen.



(bir/aud)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK