Keluh Kesah Pedagang Pasar Sulit Dapat Migor Curah karena 'Orang Luar'
Pedagang di pasar tradisional mengaku tidak memiliki stok minyak goreng curah dalam beberapa minggu terakhir. Salah satu pengakuan disampaikan pedagang Pasar Jaya Cibubur, Jakarta Timur.
"Enggak ada (minyak goreng curah), kosong. Waktu itu mau datang, sudah siapin NPWP, KTP sampe duitnya juga udah siap, eh barangnya abis," kata Sam (60), seorang pedagang sembako kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/4).
Ia mengaku kekosongan persediaan terjadi akibat pembelian yang dilakukan individu bukan pedagang pasar setempat.
"Malah orang luar yang dapat, ya seharusnya yang diutamakan yang disini (pedagang) dulu," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Trisno (70), seorang pedagang sembako. Ia mengaku tak memiliki stok minyak goreng curah lantaran tidak mendapat bagian saat pembagian.
Akibatnya ia tidak mendapat pasokan dari agen. Slamet (43) juga mengungkapkan hal serupa. Seingatnya minyak goreng curah terakhir datang dua pekan lalu, tepatnya sebelum bulan suci Ramadan.
"Kadang dapat kadang enggak, katanya sih lusa datang," katanya.
Ia pun tak menampik bahwa banyak orang yang ikut berebut minyak goreng curah selain pedagang Pasar Jaya Cibubur.
"Iya jadi rebutan antara orang luar sama pedagang," ucapnya.
Sementara itu, pasokan minyak goreng curah masih terpantau tersedia di Pasar Jaya Ciracas, Jakarta Timur. Namun minyak goreng curah tersebut tidak dihargai dengan harga subsidi yakni Rp14 ribu per liter.
Krista (60), seorang pedagang sembako di pasar itu menjual minyak goreng curah dengan harga Rp20 ribu per kilogram. Ia mengaku berhasil dapat minyak goreng curah beberapa minggu lalu sehingga tetap dapat menjualnya, meskipun dengan harga yang tak sesuai eceran tertinggi sesuai yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau barangnya ada ya dijual Rp14 ribu per liter. Tapi kalau lagi enggak ada kayak gini ya Rp20 ribuan, kadang kalo lagi mahal ya bisa sampe Rp24 ribu per liter," katanya.