Perusahaan Hary Tanoe Akuisisi Bisnis Migas Papua
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) memulai proses akuisisi PT Suma Sarana (SS), perusahaan asal Papua Barat yang bergerak di industri minyak bumi dan gas.
Rencana akuisisi dituangkan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pada hari ini (18/4). Akuisisi ini menandakan masuknya grup usaha MNC Group ke industri migas nasional.
Emiten milik Hary Tanoesoedibjo ini menyebut proses akuisisi dilakukan dalam dua tahap. Pertama, perusahaan melalui PT Bhakti Migas Resources (BMR) membeli 49 persen saham SS.
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Deretan Saham yang Diramal Berkilau Pekan Ini |
Kedua, sebanyak 36 persen saham diakuisisi oleh BMR dalam bentuk Pengikatan Perjanjian Jual Beli (PPJB) yang kemudian akan ditingkatkan menjadi Akta Jual Beli (AJB) setelah memperoleh persetujuan pemerintah untuk perubahan pemegang saham pengendali.
"Setelah pemerintah menyetujui akuisisi 36 persen, IATA melalui BMR akan menguasai 85 persen saham SS," tulis perusahaan seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
IATA nantinya menguasai peluang eksplorasi yang diperkirakan menampung 30 triliun cubic feet (tfc) gas bumi di Blok Semai III di Papua.
Selain itu, akuisisi SS memungkinkan perusahaan mendapat keuntungan dari kandungan minyak dan gas yang ditemukan di sekitar Lapangan Gas Tangguh, Asap, Merah, Pulau Seram, Andalan (Semai V) serta Abadi dan Lapangan Gas NW Shelf.
Lihat Juga : |
Tidak hanya itu, IATA juga akan mengundang operator internasional untuk bermitra dalam mengoperasikan Blok Semai III.
"Hal ini menjadi salah satu strategi perseroan dalam rangka mengurangi belanja modal dan meningkatkan efisiensi produksi," sambungnya.
Sebelumnya, IATA resmi berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk untuk mencerminkan perubahan kegiatan usaha perusahaan dan memperkuat posisinya di industri energi.
Perusahaan juga telah mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang memiliki 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin dan Sumatera Selatan.
Secara organik, BCR akan terus fokus untuk meningkatkan produksi pada IUP yang telah beroperasi dan memulai produksi di IUP baru. Hal ini dilakukan semaksimal mungkin memanfaatkan momentum harga batu bara yang masih sangat tinggi.
Selanjutnya, IATA akan terus mencari peluang akuisisi tambang baru baik batu bara maupun mineral lainnya seperti emas dan nikel serta menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan.
"Selain itu, IATA akan terus berevolusi. Perseroan berencana untuk terjun di usaha kontraktor, logistik & transportasi, trading, dan lain sebagainya," tandasnya.