Sementara itu, Perencana Keuangan One Shield Consulting Budi Rahardjo mengatakan agar THR tidak habis percuma atau bahkan paling parah adalah kebablasan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, atur prioritas penggunaan THR. Menurutnya jika dana THR terbatas, namun pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hari raya cukup besar, baik yang sifatnya kebutuhan maupun yang lainnya, maka yang diperlukan adalah pengaturan prioritas.
"Adapun pengeluaran wajib saat hari raya terlebih dahulu, seperti membayar zakat fitrah dan mal, belanja hari raya, dan rencana mudik," terang Budi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, menyusun anggaran. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan uang yang ada dengan rencana pengeluaran sesuai prioritas tadi.
Nantinya akan ada dua kondisi yang diperoleh. Apakah dana yang tersedia setelah dikurang dengan seluruh rencana pengeluaran yang disusun memadai (surplus) atau kurang (defisit).
Ketiga, review. Ini adalah penyesuaian antara dana yang tersedia dengan rencana pengeluaran.
Budi mengatakan apabila dana tersebut kurang, maka mau tidak mau Anda harus mau menyesuaikan rencana pengeluaran agar tidak melebihi dana yang tersedia. Baik menghilangkan atau menghapus beberapa rencana pengeluaran yang kurang prioritas.
Lihat Juga : |
"Atau bisa juga dengan mencari alternatif substitusi lainnya untuk mendapatkan manfaat yang sama," imbuhnya.
Keempat, memaksimalkan penggunaan dana yang tersedia dengan memanfaatkan berbagai promo atau diskon. Sehingga, dana yang terbatas dapat memenuhi banyak keperluan.
Terakhir, cek pengeluaran lainnya. Menurut Budi mewaspadai pengeluaran besar lain merupakan hal yang penting, terutama pengeluaran besar di bulan yang sama atau satu hingga dua bulan ke depan.
"Misalnya pembayaran premi asuransi, pembayaran pajak, persiapan sekolah anak atau pengeluaran hari raya kurban," terang dia.
Lihat Juga : |
Oleh karena itu, sebagian penghasilan harus disisihkan untuk antisipasi pengeluaran bulan-bulan berikutnya.
Intinya adalah sesuai peruntukannya, uang THR sah-sah saja dikonsumsi untuk berbagai keperluan hari raya. Namun, tetap harus mempertimbangkan rencana belanja yang realistis dan sesuai dengan kemampuan.
"Jangan memaksakan diri bermegah-megah saat hari raya jika ujungnya nanti harus menguras tabungan atau menambah utang," tandas Budi.
(bir)