Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.361 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (22/4) sore. Mata uang Garuda melemah 17 poin atau 0,12 persen dibanding Rp14.344 per dolar AS pada Kamis (21/4).
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.361 per dolar AS atau melemah dari Rp14.348 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti ringgit Malaysia melemah 0,76 persen, yuan China minus 0,51 persen, dan rupee India minus 0,28 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan dolar Singapura minus 0,12 persen, baht Thailand minus 0,12 persen, dan won Korea Selatan minus 0,07 persen. Hanya dolar Hong Kong yang stagnan.
Sedangkan peso Filipina dan yen Jepang berada di zona hijau, masing-masing menguat 0,09 persen dan 0,19 persen.
Kondisi serupa terjadi di jajaran mata uang utama negara maju, di mana mayoritas terperosok ke zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,93 persen, dolar Australia minus 0,84 persen, dan dolar Kanada minus 0,41 persen.
Lalu, euro Eropa minus 0,28 persen dan franc Swiss minus 0,21 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 3,33 persen dari dolar AS.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah terjadi karena sentimen konfirmasi Gubernur Federal Reserve Jerome Powell terhadap rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan mereka pada tahun ini.
"Dolar AS langsung naik setelah Powell mengonfirmasi pengetatan," ujar Ibrahim.
Sementara Gubernur European Central Bank Christine Lagarde mengatakan bank sentral kemungkinan bakal memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Eropa. Hal ini mempertimbangkan perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.