Pengamat Pertanyakan Nasib 30 Juta Ton CPO Ekspor Usai Dilarang Jokowi

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Apr 2022 10:48 WIB
Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan melarang ekspor CPO mulai Kamis (28/4) mendatang. Padahal selama ini ada 30 juta ton CPO yang diekspor.
Ilustrasi. Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan melarang ekspor CPO mulai Kamis (28/4) mendatang. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Saat ini, harga minyak goreng di pasaran mencapai Rp25 ribu per liter. Kenaikan harga minyak goreng ini sebetulnya sudah terjadi sejak akhir 2021 lalu.

Tingginya harga minyak goreng ini menyumbang pada kenaikan inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan inflasi pada Maret 2022 sebesar 0,66 persen (mtmm). Sehingga secara tahunan mengalami kenaikan menjadi 2,64 persen.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, harga minyak goreng yang tinggi turut andil dalam kenaikan inflasi sebesar 0,04 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pemantauan harga minyak goreng kemasan dari Januari 2021 sampai Maret 2022, selalu mengalami peningkatan. Peningkatan mulai terasa lebih tinggi sejak bulan Oktober 2021 hingga Maret 2022.

Adanya kenaikan harga minyak goreng itu kemudian membuat Pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan untuk mengatasi lonjakan harga minyak goreng.

Teranyar adalah larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak goreng yang akan mulai digalakkan pada Kamis (28/4) mendatang. Kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan minyak goreng di Indonesia.

Namun, kebijakan ini justru menuai banyak respons negatif. Beberapa ahli berpendapat bahwa alih-alih mengatasi masalah, kebijakan ini justru akan menimbulkan masalah dan kerugian baru bagi perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, seharusnya pemerintah cukup membatasi dan bukan melarang.

Menurutnya, selama ini konsumsi CPO dalam negeri hanya sekitar 6 hingga 7 juta ton.

Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (14/10/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada Agustus 2020 sebesar 2,68 juta ton atau turun 14,25 persen dibandingkan bulan Juli yang mencapai 3,13 juta ton. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.Ilustrasi. Pemerintah akan melarang ekspor CPO mulai Kamis (28/4) mendatang. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)

"Konsumsi dalam negeri hanya 6 juta ton-7 juta ton, tapi 30 jutaan ton dilarang ekspor mau dikemanakan? Busuk dong?" ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/4).

Ia menyebut, kebijakan tersebut juga akan merugikan petani CPO. Jika tak boleh diekspor, maka mereka akan kehilangan pasar karena mayoritas produksi RI diekspor.

"Siapa yang beli? Kita punya jutaan petani yang harus bergantung ke pasar ekspor," ujar Tauhid.

Ia memproyeksikan harga CPO bakal turun usai kebijakan diimplementasikan. Namun, harga CPO internasional lah yang bakal melonjak beberapa kali lipat.

Simak di halaman selanjutnya..

Bagaimana Nasib 30 Juta TON CPO Ekspor Usai Dilarang Jokowi?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER