Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Kementerian BUMN dan kementerian terkait lainnya sepakat untuk mengintervensi harga tiket penerbangan yang saat ini melonjak dengan menghadirkan Pelita Air.
Caranya, dengan menerbangkan Pelita Air untuk fokus pada penerbangan domestik. "Masyarakat mendapatkan tiket mahal. Mahal sekali. Karena itu, dari Kemenhub, Kementerian BUMN, dan tentu kementerian terkait lain kita sepakat intervensi. Kita tidak mau pasar yang besar ini jadi monopoli atau oligopoli," ujarnya lewat Instagram, Kamis (28/4).
Ia berharap industri penerbangan Indonesia, khususnya untuk penerbangan domestik, dapat seimbang dengan memberi lebih banyak pilihan angkutan udara. Dengan begitu, pasar tidak dikuasai oleh segelintir pemain saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar bebas boleh, tetapi keseimbangan harus terjadi. Tidak mungkin negara sebesar ini harus tunduk dengan negara lain atau pasar sebesar ini dimonopoli oleh sebagian saja," imbuh Erick.
Oleh karena itu, ia menyebut Pelita Air akan menjadi tulang punggung penerbangan domestik yang dapat menyehatkan industri penerbangan Indonesia.
"Kenapa kita melahirkan Pelita? Pelita harus menjadi paradigma baru industri penerbangan Indonesia. Pelita harus menjadi bagian daripada paradigma menyehatkan industri pesawat terbang," terang Erick.
Setelah penerbangan perdana dari Jakarta ke Bali, Pelita Air berencana membuka rute perjalanan ke destinasi wisata dan bisnis favorit lainnya di Indonesia.
Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan berharap kembalinya penerbangan reguler ini dapat mengembalikan kerinduan penumpang untuk merasakan penerbangan yang menyenangkan bersama Pelita Air.
Pelita Air merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang transportasi udara, aircraft charter, dan regular air services. Selain penerbangan reguler, maskapai juga melayani keperluan eksplorasi sektor minyak dan gas bumi.