NASDAQ Jatuh 12 Persen, Terparah Dalam 14 Tahun Terakhir
Sejumlah saham di bursa Amerika Serikat (AS) jatuh menyentuh level terparah, dengan indeks NASDAQ jatuh 12 persen. Kejatuhan merupakan yang terparah sejak Oktober 2008.
Dilansir CNN Business, Sabtu (30/4), kejatuhan indeks NASDAQ diperkirakan akibat melemahnya kinerja saham Amazon sebesar 15 persen.
Kejatuhan itu ikut menyeret saham sektor teknologi ini hingga 4,2 persen.
Sedangkan indeks S&P 500 turun 3,6 persen pekan lalu, dan Dow turun 940 poin hingga menyentuh 2,8 persen. Dalam sebulan terakhir S&P sudah terjun 7 persen. Angka ini merupakan penurunan terendah sejak Maret 2020, saat pandemi covid-19 melanda ekonomi AS. Dow sudah jatuh sekitar 4 persen dalam sebulan terakhir.
Musim pendapatan ini suam-suam kuku, setelah produk domestik bruto (PDB) AS turun 1,4 persen. Angka ini jauh di bawah perkiraan analis yang mengharapkan kenaikan 1 persen.
Bank Sentral AS alias the Fed mulai mengetatkan kebijakan keuangan, hal ini mengindikasikan ada keinginan untuk menaikkan suku bunga minggu depan.
Secara global, konflik Rusia-Ukraina sudah memperburuk inflasi harga komoditas dan membuat perusahaan khawatir akan prospek kuartal kedua mereka.
Di sisi lain, China telah melihat pertumbuhan ekonomi mereka memburuk dan terus mengguncang rantai pasokan global dengan penghentian penguncian wilayah untuk mencegah penyebaran covid-19. Gabungan faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap kejatuhan saham-saham AS.
NASDAQ sekarang sedang rawan bahaya, setelah turun 23 persen di bawah level tertingginya. S&P 500 jatuh 13 persen lebih rendah dari level tertingginya dan Dow sudah di bawah 10 persen lebih rendah dari rekornya.
(tdh/agt)