Stok Minyak Goreng Curah Masih Langka Meski Jokowi Larang Ekspor CPO

CNN Indonesia
Senin, 09 Mei 2022 16:01 WIB
Stok minyak goreng curah mulai langka setelah Lebaran meski Jokowi sudah melarang ekspor CPO supaya pasokan minyak goreng di dalam negeri terpenuhi.
Stok minyak goreng curah mulai langka setelah Lebaran meski pemerintah melarang ekspor CPO. (Antara/Yulius Satria Wijaya).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasokan minyak goreng curah di sejumlah pasar tradisional di Jakarta mulai langka pasca Lebaran meski Presiden Jokowi menyetop ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng sejak 28 April 2022.

Salah satu pedagang di Warung Buncit bernama Marni mengaku kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Hal ini sejalan dengan permintaan yang meningkat sejak Ramadan.

"Kalau pasokan yang curah masih agak susah sih sekarang, sering kosongnya. Mungkin karena pesanan juga tinggi saat Ramadan kemarin," ungkap Murni kepada CNNIndonesia.com, Senin (9/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Murni mengaku hanya bisa mendapatkan stok minyak goreng curah dua jeriken dengan total 32 liter. Sebelumnya, ia bisa mendapat dua kali lipat dari jumlah tersebut.

Tak ayal, harga minyak goreng curah masih tinggi sebesar Rp20 ribu per kilogram (kg). Angka itu masih jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp15.500 per kg atau setara Rp14 ribu per liter.

Senada, pedagang lain bernama Aan mengatakan kesulitan mencari produsen yang menyediakan minyak goreng curah.

"minyak curah saya jual Rp20 ribu per kg. harus tetap cari produsen," ujarnya.

Di sisi lain, ia juga menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp25 ribu per liter. Aan pun berharap harga minyak goreng bisa turun agar penjualan kembali menggeliat.

"Harapannya harga cepet turun lagi, kasihan yang beli ke pasar kan kelas menengah ke bawah," ujar Aan.

Sementara, pedagang di Pasar Minggu bernama Farid juga mengaku belum mendapatkan pasokan minyak goreng curah pasca Lebaran.

"Belum ada pasokan dari agen juga masih mahal, ya masih di Rp20 ribu per kg, pasokan lagi kurang ditambah masih Lebaran," kata dia.

Ia mengatakan hanya mendapat stok minyak goreng curah sebanyak 30 kg per hari saat ini. Padahal, sebelumnya ia bisa mendapat stok 40 hingga 50 kg per hari.

Harga minyak goreng kemasan di ritel modern. Di sisi lain, harga beberapa minyak goreng kemasan di Alfamart turun tipis.

Di Alfamart kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, minyak goreng kemasan merek Filma, misalnya, harganya turun dari Rp51.500 menjadi Rp51.300 untuk ukuran dua liter. Penurunan terjadi karena manajemen memberikan diskon.

Minyak goreng kemasan merek Sunco juga diskon dari Rp52.500 menjadi Rp52.300 untuk ukuran dua liter. Lalu untuk merek Bimoli diskon dari Rp51.500 menjadi Rp40.900 per dua liter.

Sementara, harga minyak goreng merek Sovia kembali ke Rp49.500 dari yang sebelumnya diskon menjadi Rp46 ribu per dua liter. Kemudian, untuk merek Fortune masih dibanderol Rp48.800 per dua liter.

Meski diskon, penjualan minyak goreng tidak meningkat signifikan.

"Selama promo penjualan masih biasa saja, stok masih banyak. Penjualan tidak terlalu meningkat signifikan," ungkap Tuti (27) petugas di Alfamart tersebut.

Tidak seperti Alfamart, di Indomaret kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan, tidak ada diskon harga minyak goreng kemasan.

"Normal saja di sini, stok ada saja sekarang," ujar Deni selaku petugas di Indomaret tersebut.

Berikut rincian harga minyak goreng terbaru di Alfamart dan Indomaret:

Alfamart

- Merek Sovia: Rp49.500 per dua liter
- Merek Filma: Rp51.500 per dua liter
- Merek Sunco: Rp52.300 per dua liter
- Merek Bimoli: Rp40.900 per dua liter
- Merek Fortune: Rp48.800 per dua liter

Indomaret

- Merek Sovia: Rp48.800 per dua liter
- Merek Filma: Rp51.100 per dua liter
- Merek Sania: Rp48.900 per dua liter
- Merek Fortune: Rp48.900 per dua liter
- Merek Fitri: Rp50.700 per dua liter
- Merek Tropical: Rp52.200 per dua liter

Jokowi melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai akhir bulan lalu. Kebijakan ia ambil demi menjaga pasokan dan menurunkan harga minyak goreng yang sejak 8 bulan lalu naik dari Rp14 ribu per liter menjadi ke atas Rp22 ribu per liter.

Kebijakan itu ia ambil karena sejumlah kebijakan yang telah diambil pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng gagal total.

Persoalan minyak goreng di dalam negeri terus bergulir. Pemerintah sebelumnya membuat beragam kebijakan untuk mengatasi lonjakan harga minyak goreng yang terjadi sejak akhir 2021.

Harga minyak goreng tembus lebih dari Rp20 ribu per liter sejak akhir tahun lalu sampai sekarang.

Untuk merespons itu, pemerintah sempat menetapkan HET untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, kemasan premium Rp14 ribu per liter, dan curah Rp11.500 per liter.

Setelah itu, stok minyak goreng justru langka di pasaran. Beberapa perusahaan terbukti enggan melepas ke pasaran karena HET yang ditentukan pemerintah jauh lebih rendah dari harga keekonomian.

Tak lama kemudian, pemerintah menghapus kebijakan HET untuk minyak goreng kemasan sederhana dan premium. Dengan demikian, minyak goreng kemasan dijual dengan mekanisme pasar.

Sebagai gantinya, pemerintah memberikan subsidi untuk penjualan minyak goreng curah. Namun, HET minyak goreng curah naik dari Rp11.500 menjadi Rp14 ribu per liter atau setara Rp15.500 per kg.

Terbaru, demi menjaga pasokan dan menekan harga minyak goreng, pemerintah akhirnya melarang ekspor CPO dan minyak goreng. Kebijakan itu akan diberlakukan sampai harga minyak goreng curah dapat mencapai Rp14 ribu per liter.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/aud)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER