Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa (EBRD) memperkirakan ekonomi Ukraina bisa terkontraksi 30 persen pada tahun ini akibat perang dengan Rusia belakangan ini. Proyeksi ini berubah dari Maret lalu yang memperkirakan ekonomi Ukraina bakal terkontraksi 20 persen.
"Revisi di Maret sebagian besar didorong oleh kontraksi yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya di Ukraina saat perang berlanjut," ujar bank tersebut, dikutip dari AFP, Selasa (10/5).
Mereka menyatakan perkiraan dibuat karena blokade ekspor dari Rusia membawa dampak buruk terhadap pertanian yang menjadi sektor utama penopang ekonomi Ukraina. Maklum, Ukraina merupakan eksportir terbesar gandum dan minyak bunga matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Terdapat risiko penurunan besar jika perlawanan meningkat atau jika ekspor gas atau komoditas lain dari Rusia semakin dibatasi," sebut bank.
Tak hanya Ukraina, EBRD juga memperkirakan perang juga bisa berdampak ke ekonomi Rusia. Berdasarka perhitungan mereka, perang akan membuat ekonomi negeri itu terkontraksi sampai dengan 10 persen tahun ini dan tidak akan bertumbuh tahun depan.
Negara sekutu Rusia, Belarus juga mereka perkirakan turut mengalami kontraksi ekonomi sampai dengan 4 persen tahun ini. Angka ini lebih dalam jika dibanding prediksi awal EBRD pada Maret lalu yang menyebut ekonomi Belarus berpotensi mengalami kontraksi 3 persen akibat konflik Ukraina dan Rusia.
Organisasi keuangan asal Inggris tersebut sudah berulang kali mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina, sekaligus menutup cabangnya di ibu kota Rusia Moskow dan Minsk.
Bahkan, bank meluncurkan paket ketahanan senilai 2 miliar euro untuk membantu warga, perusahaan, dan negara-negara yang terkena dampak perang di Ukraina, termasuk mereka yang menampung pengungsi pada Maret lalu.