Grup Alibaba yang berbasis di Singapura dikabarkan menyuntik dana senilai US$378,5 juta atau Rp5,48 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) kepada Lazada, e-commerce dengan pasar Asia Tenggara.
Melansir Forbes, Selasa (10/5), saat ini kedua pihak tengah meninjau peraturan perusahaan terkait rencana tersebut. Suntikan dana ini disebut menjadi investasi terbesar Alibaba sejak Juni 2020.
Kabarnya, dana investasi ini akan digunakan untuk memperluas bisnis Lazada ke pasar Eropa. Tujuannya, agar bisnis perusahaan terdiversifikasi di tengah sengitnya persaingan di China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebetulan, Alibaba juga sudah merambah pasar Benua Biru melalui AliExpress. Kendati begitu, belum ada konfirmasi dari Lazada terkait kabar investasi ini.
Sebelumnya, Alibaba mengakuisisi saham Lazada sebanyak 51 persen setara US$1 miliar pada 2016. Alibaba kemudian menambah porsi saham mereka menjadi 83 persen dengan menyuntik dana US$1 miliar ke Lazada.
Alibaba berambisi meningkatkan nilai penjualan kotor (gross merchandise value/GMV) Lazada menjadi US$100 miliar pada 2030. Sementara per September 2021, GMV Lazada baru mencapai US$21 miliar.
Lazada masih tertinggal dengan kompetitor mereka, Shopee, dengan GMV mencapai US$62,5 miliar pada periode yang sama.
Selain GMW, Alibaba juga menargetkan jumlah pengguna Lazada tembus 300 juta pengguna pada 2030. Saat ini, jumlah pengguna baru 159 juta pengguna.
Lazada sendiri baru membuka kantor pusat baru di Singapura. Secara total, Lazada beroperasi di enam negara di Asia Tenggara. Jumlahnya tertinggal dari Shopee dengan 13 negara di dunia.