Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.554 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (10/5) sore. Mata uang menguat 18 poin atau 0,12 persen dari Rp14.572 per dolar AS pada Senin (9/5).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.546 per dolar AS atau melemah dari Rp14.534 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lain, seperti peso Filipina 0,54 persen, rupee India 0,11 persen, yuan China 0,09 persen, dolar Singapura 0,06 persen, ringgit Malaysia 0,05 persen, yen Jepang 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, won Korea Selatan melemah 0,15 persen dan baht Thailand minus 0,02 persen. Sementara, mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau.
Rubel Rusia menguat 0,96 persen, dolar Australia 0,1 persen, dolar Kanada 0,08 persen, franc Swiss 0,05 persen, poundsterling Inggris 0,01 persen, dan euro Eropa 0,01 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang dunia menguat dari dolar AS karena faktor ekspektasi pasar terhadap kenaikan tambahan pada tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Investor mengharapkan kenaikan tambahan dengan besaran yang sama ketika Federal Reserve AS menaikkan suku bunganya menjadi 1 persen," kata Ibrahim.
Selain itu, pasar juga dipengaruhi oleh kinerja perdagangan China yang melemah akibat lockdown. Tercatat, ekspor cuma tumbuh 3,9 persen atau melambat ke level terendah sejak Juni 2020.
(uli/aud)