Emiten jasa pertambangan dan EPC, PT Petrosea Tbk. (PTRO) terus memperkuat bisnis perusahaan pada tahun 2022, dimana pada kuartal I/2022 total pendapatan naik 5,15 persen yoy dari US$91,90 juta menjadi US$95,79 juta yang didorong oleh meningkatnya kegiatan operasional di lini bisnis Engineering, Procurement & Construction. Pendapatan dari lini bisnis ini meningkat 61,71 persen dari US$12,85 juta menjadi US$20,78 juta.
Presiden Direktur Petrosea, Hanifa Indradjaya menjelaskan bahwa perusahaan terus memanfaatkan inovasi teknologi serta mengembangkan business model terbarukan untuk menjadikan perusahaan lebih agile dan cost effective demi mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik lagi.
Berbagai inisiatif yang dijalankan oleh perusahaan favorit investor kawakan Lo Kheng Hong ini merupakan wujud implementasi dari strategi 3D yang digulirkan oleh Hanifa sejak tahun 2019, dimana tahun 2021 Petrosea mencatatkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 4,43 persen menjadi US$33,71 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Petrosea juga mendapatkan beberapa penghargaan sebagai cerminan kinerjanya selama tahun 2021, diantaranya penghargaan untuk kategori Digital Mining di ajang D'Frontrunner Awards 2021 yang diadakan oleh Telkomsel serta kategori CCC Disclosure Rating Commitment pada ESG Disclosure Awards 2021 yang diadakan oleh Bumi Global Karbon Foundation (BGKF).
Di bawah kepemimpinan Hanifa sejak tahun 2016, harga saham Petrosea juga sempat menyentuh level Rp3000-an dibandingkan enam tahun lalu yang berada di level Rp500 per saham seiring dengan jatuhnya harga batubara pada saat itu.
"Ke depannya, Petrosea akan menjadi sustainable technology resource company demi mendukung transisi energi ke energi baru terbarukan dan pengembangan sumber daya mineral lainnya," ujar Hanifa.
Analis Binaartha Sekuritas Revita Dhiah Anggrainy mengatakan bahwa Petrosea terus mengimplementasikan strategi digitalisasi yang dimulai sejak tahun 2018 untuk memperluas produktivitas dan efisiensi. Selain itu, Petrosea juga terus melakukan diversifikasi pada lini bisnis jasa pertambangan ke proyek mineral lainnya.
"Sebagai wujud dari strategi diversifikasi tersebut, Petrosea telah menandatangani beberapa kontrak, diantaranya dengan PT Mekko Metal Mining untuk proyek bauksit selama 5 tahun senilai US$100 juta, kontrak selama 7 tahun dengan PT Kartika Selabumi Mining senilai US$183 juta hingga kontrak 4 tahun dengan PT Central Cipta Murdaya senilai US$265 juta," tulis Revita dalam risetnya.
(osc)