Nasib Mal Ibu Kota, Kian Sepi Terperangkap Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2022 09:45 WIB
Sejumlah mal ibu kota tergilas zaman, seperti Plaza Semanggi dan Poins Square yang semakin ditinggalkan oleh pengunjung.
Sejumlah mal ibu kota tergilas zaman, seperti Plaza Semanggi dan Poins Square yang semakin ditinggalkan oleh pengunjung. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Siti, seorang pelanggan yang berbelanja baju di toko Watri, mengaku masih suka datang ke Poins untuk berbelanja di supermarket Diamond, pengganti gerai Giant yang mendominasi lantai bawah mal tersebut.

"Sebulan beberapa kali aku ke sini. Pas lagi mau belanja saja di bawah. Sepulang kerja ke sini," terang dia.

Ia merasa sedih melihat banyak toko yang tutup, padahal ia masih ingat dulunya mal tersebut cukup ramai. Tetapi sejak Giant tutup, sambung Siti, banyak yang lupa bahwa Poins Square sendiri masih buka di tengah pandemi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin orang pada malas ke sini, enggak ada yang menarik juga di mal ini. Paling yang tinggal sekitar-sekitar sini saja yang tahu mal ini (buka)," ujar Siti.

CNNIndonesia.com sudah mencoba untuk menghubungi pihak pengelola Poins Square PT Intiland Development Tbk terkait sepinya mal tersebut. Namun, sampai berita ini dipublikasikan pihak pengelola belum memberikan respons.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan fenomena mal lama yang semakin sepi pengunjung menandakan bahwa jumlah mal di Jakarta sudah semakin padat.

"Tingkat competitiveness antarmal ini tinggi juga dan akhirnya, mal-mal yang tidak bisa bersaing pada akhirnya mereka akan ditinggalkan oleh konsumennya," tutur Andry.

Meski daya beli masyarakat meningkat, mal-mal tua yang sekarang sepi ditinggalkan konsumen karena tidak mampu bersaing dengan mal-mal besar. 

Sebab, kini tuntutan bagi pusat perbelanjaan lebih besar karena masyarakat mencari mal yang lebih lengkap, lebih besar dan pemandangannya lebih indah. Jika tidak bisa terpenuhi, mal tersebut akan mati ditinggalkan.

"Mal yang dirasa tidak cukup lengkap atau tidak cukup aesthetic dan tidak cukup besar, ini akan ditinggalkan oleh pengunjungnya," jelas Andry.

"Mal yang sepi tentu akhirnya harus dialihfungsikan ke bisnis yang lain," tutupnya.



(tdh/bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER