Perusahaan Elon Musk, Tesla resmi melebarkan sayap ke Thailand. Tesla Company (Thailand) Ltd telah teregistrasi sebagai perusahaan baru di negari Gajah Putih itu dengan modal awal 3 juta baht atau sekitar Rp1,28 miliar (asumsi kurs Rp426 per bath).
Dikutip dari Thai Enquirer, Kementerian Perdagangan Thailand menjelaskan Tesla akan menjual pelbagai jenis kendaraan listriknya. Selain itu, Tesla juga akan membangun sistem penyimpanan energi (energy storage system/ESS) atau dikenal juga dengan istilah power bank.
Masuknya Tesla seiring dengan kebijakan pemerintah Thailand yang mendorong penggunaan kendaraan listrik demi mengurangi emisi karbon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, pemerintah Thailand pada Maret 2022 lalu telah menyetujui 3 miliar Baht dari anggaran fiskal tahun 2022 untuk mendanai insentif kendaraan listrik. Dana itu termasuk subsidi harga eceran kendaraan listrik dan pembebasan cukai.
Dikutip dari electrek.co, Thailand akan menjadi negara Asia Tenggara pertama bagi Tesla yang akan menjual produk sistem penyimpanan energi dan baterainya. Sebagian besar produk ini selama ini masih terbatas dijual di AS.
Tesla juga memperhitungkan kendaraan listrik produksinya telah banyak diimpor oleh masyarakat Thailand. Hal itu tentu menjadi pertimbangan utama Tesla ketika hendak berinvestasi di negara tersebut. Bahkan, kepolisian Thailand membeli banyak mobil listrik buatan Tesla untuk berpatroli.
Di sisi lain, laporan dari Equipment News mengatakan bahwa Thailand akan menjadi negara keempat terbesar di Asia untuk urusan produksi baterai mobil listrik berdasarkan riset Kasikorn Research Center (K-Research).
Riset itu menunjukkan perakitan dan produksi baterai Kendaraan Listrik di Thailand diprediksi mencapai 430 ribu unit pada tahun 2023. Selain itu, penjualan mobil listrik hybrid, plug in hybrid dan baterai kendaraan listrik di Thailand akan mencapai 25 persen dari total pasar mobil.
"Pasar mobil listrik diperkirakan akan meningkat secara signifikan dari 2019 karena banyak produsen mobil telah mengajukan Board of Investment (BoI) untuk melokalkan perakitan kendaraan listrik," bunyi keterangan K-Research.
Melihat hal itu, Thailand akan menjadi pusat pengekspor baterai kendaraan listrik. Sebanyak 260 ribu unit dari total 430 ribu produksi baterai pada 2023 akan dipasok ke pasar domestik. Sementara itu, 40 persen atau 170 ribu baterai akan diekspor ke luar negeri.
Baterai kendaraan listrik itu akan di ekspor ke Jepang, Oseania, Singapura dan Malaysia karena meningkatnya pertumbuhan pendapatan dan dukungan pemerintahan negara tersebut untuk fasilitas kendaraan listrik.