Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.578 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (31/5) sore. Rupiah melemah 22 poin atau 0,15 persen dari Rp14.556 per dolar AS pada Senin (30/5).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.592 per dolar AS atau melemah dari Rp14.544 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah melemah bersama baht Thailand minus 0,32 persen, ringgit Malaysia minus 0,3 persen, rupee India minus 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,15 persen, peso Filipina minus 0,14 persen, dan yen Jepang minus 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Namun, won Korea Selatan berhasil menguat 0,12 persen, yuan China naik 0,11 persen, dan dolar Hong Kong terangkat 0,02 persen. Begitu juga dengan jajaran mata uang utama negara maju.
Mayoritas berada di zona merah, seperti franc Swiss minus 0,39 persen, euro Eropa minus 0,36 persen, poundsterling Inggris minus 0,16 persen, dan dolar Kanada minus 0,09 persen. Tapi, rubel Rusia menguat 2,53 persen dari dolar AS.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong melihat nilai tukar rupiah melemah karena dolar AS berhasil berbalik menguat dari sejumlah mata uang. Hal ini terjadi karena sentimen kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury ke level 2,8 persen.
Lihat Juga : |
"Yield US Treasury melonjak cukup tinggi sehingga meningkatkan indeks dolar AS," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri tidak ada sentimen yang mampu menahan pelemahan rupiah. Pasar masih menunggu rilis data inflasi nasional yang baru dirilis pada Kamis (2/6) mendatang.