OPEC Bakal Kerek Produksi Minyak Tutupi Penurunan Pasokan Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jun 2022 13:44 WIB
OPEC sepakat untuk meningkatkan produksi minyak selama dua bulan ke depan untuk mengimbangi turunnya produksi Rusia di tengah sanksi Barat.
OPEC sepakat untuk meningkatkan produksi minyak selama dua bulan ke depan untuk mengimbangi turunnya produksi Rusia di tengah sanksi Barat. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk memompa lebih banyak minyak mentah selama dua bulan ke depan imbas penurunan produksi Rusia karena sanksi Barat.

Kartel minyak itu akan menaikkan produksi dari sekitar 432 ribu barel menjadi 650 ribu barel per hari pada Juli dan Agustus mendatang.

Pemerintah AS menyambut baik keputusan tersebut dan menyoroti peran Arab Saudi sebagai produsen terbesar OPEC dalam mencapai kesepakatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengumuman ini mempercepat berakhirnya pengaturan kuota saat ini yang telah berlaku sejak Juli tahun lalu dan memajukan peningkatan produksi bulanan yang sebelumnya direncanakan berlangsung pada September," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre seperti dikutip dari CNN Business, Jumat (3/6).

Arab Saudi sebelumnya menolak permintaan AS untuk meningkatkan produksi di luar kuota lama yang disepakati dengan Rusia dan produsen non-OPEC lainnya. Namun, kekhawatiran resesi karena harga minyak yang melambung membuat Arab Saudi berpikir ulang.

Upaya menaikkan jumlah produksi minyak ini diharapkan dapat menekan harga minyak dunia yang sempat menyentuh lebih dari US$120 per barel pada beberapa waktu lalu.

Kenaikan harga minyak didorong oleh keputusan Uni Eropa (UE) untuk menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.

Di sisi lain, Negeri Beruang Merah juga mulai menghentikan ekspor gas alam ke beberapa negara UE. Hal ini dapat menambah krisis pasokan energi yang mendorong inflasi AS dan Eropa ke level yang lebih tinggi.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER