Clubouse, media sosial berbasis suara yang sempat booming di awal pandemi covid-19, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya.
Meski demikian, belum diketahui secara detail berapa banyak karyawan yang terkena PHK.
Melansir CNBC Indonesia, setidaknya beberapa mantan karyawan meninggalkan perusahaan secara sukarela untuk mengejar peluang di luar perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Krisis Pasokan Global Bisa Buat Saham Komoditas RI Mengilap |
Salah satu yang meninggalkan perusahaan adalah Nina Gregory, mantan editor National Public Radio yang bergabung dengan Clubhouse untuk mengepalai inisiatif kemitraan berita.
"Sejumlah peran dihilangkan sebagai bagian dari perampingan tim kami, dan beberapa individu memutuskan untuk mengejar peluang baru," kata juru bicara Clubhouse, Minggu (5/6).
PHK yang dilakukan merupakan bagian dari restrukturisasi di Clubhouse. Sebab, perusahaan ingin memikirkan kembali strategi pertumbuhannya.
Clubhouse menemukan kesuksesan awal di tahun pertama pandemi. Kesuksesan itu menarik perhatian beberapa pesaing yang memiliki pendanaan yang lebih baik, termasuk Meta, Twitter dan Spotify, yang semuanya mereplikasi fungsi inti aplikasi dalam platform mereka sendiri.
Perusahaan itu juga terus berinovasi untuk menawarkan pengalaman audio langsung terbaik. Seperti menambahkan fitur teks real-time dan streaming audio berkualitas untuk menandingi pesaingnya.
Namun, Clubhouse tetap menghadapi perjuangan berat melawan raksasa teknologi yang bermodal besar.