Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.445 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (6/6) sore. Mata uang Garuda melemah 13 poin atau 0,09 persen dibanding Rp14.433 per dolar AS pada Jumat (4/6).
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.461 per dolar AS atau melemah dari Rp14.431 per dolar AS pada Jumat kemarin.
Mayoritas mata uang Asia tampak menguat, seperti yuan China menguat 0,23 persen, baht Thailand 0,14 persen, ringgit Malaysia 0,01 persen, dolar Singapura 0,23 persen, dan yen Jepang 0,08 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sedangkan peso Filipina melemah 0,0,02 persen, won Korea Selatan minus 0,91 persen, dan rupee India minus 0,04 persen. Sementra, dolar Hong Kong stagnan.
Senada, mayoritas mata uang utama negara maju juga menguat dari dolar AS. Rubel Rusia menguat 2,73 persen, franc Swiss 0,14 persen, euro Eropa 0,23 persen, poundsterling Inggris 0,64 persen, dolar Kanada 0,26 persen, dan dolar Australia yang 0,28 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah melemah karena rilis data tenaga kerja atau data non farm payrolls (NFP) AS yang lebih baik daripada perkiraan.
"Data tenaga kerja NFP AS Jumat lalu yang lebih bagus dari perkiraan, sedikit menekan rupiah," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, Lukman menyebut mata uang Garuda juga tertekan oleh naiknya imbal hasil (yield) obligasi AS oleh kekhawatiran pasar terhadap pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif dari bank sentral AS alias The Fed.