Bank Mandiri Sumbang Laba Rp28,03 T Sepanjang 2021

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jun 2022 13:34 WIB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memberikan sumbangan laba bersih untuk BUMN senilai Rp28 triliun sepanjang 2021.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memberikan sumbangan laba bersih untuk BUMN senilai Rp28 triliun sepanjang 2021. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Bank Mandiri menyumbang laba bersih untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp28 triliun sepanjang 2021.

Dengan sumbangan tersebut, total laba yang diperoleh BUMN adalah sebesar Rp126 triliun sepanjang tahun lalu.

Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 66,83 persen secara tahunan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp16,8 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sangat mengapresiasi konsistensi pemerintah khususnya BUMN dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional untuk menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri," ujar Rohan dalam keterangan resminya, Kamis (16/6).

Ia juga menyebut performa Bank Mandiri terus berlanjut di tahun ini.

Bahkan, bank plat merah itu mampu mencatat pertumbuhan laba bersih terbesar di jajaran bank dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) IV dengan realisasi laba sebesar Rp12,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 78,1 persen secara year on year (yoy) per akhir April 2022.

Kemampuan Bank Mandiri dalam mencetak laba juga tidak terlepas dari fungsi intermediasi yang dijaga optimal.

Terlihat dari pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2 persen secara yoy, jauh di atas rata-rata industri.

Selain itu, pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga disertai dengan kualitas aset yang terjaga optimal.

"Hasilnya, sampai dengan akhir kuartal I 2022 Bank Mandiri mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 2,74 persen atau menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30 persen," imbuh Rohan.

Lebih lanjut, Rohan menuturkan pihaknya juga mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak covid-19 kian melandai. Sebab, hingga akhir April 2022 posisi restrukturisasi kredit terdampak covid-19 Bank Mandiri kini menjadi Rp64 triliun.

"Restrukturisasi kredit terdampak covid-19 Bank Mandiri telah mencapai puncaknya di sekitar kuartal II 2021 dan terus menunjukkan tren penurunan secara bertahap sampai dengan April 2022," kata dia.

Artinya, dibandingkan dengan posisi tertinggi pada Juni 2021, posisi restrukturisasi covid-19 di Bank Mandiri telah menurun sebesar Rp32,48 triliun. Menurut Rohan, penurunan ini terjadi karena kemampuan membayar debitur yang telah menunjukkan perbaikan.

Dia menambahkan, tren penurunan restrukturisasi covid-19 juga tercermin dalam total rasio loan at risk (LAR) termasuk debitur terdampak covid-19 Bank Mandiri yang mencapai level 16,4 persen di April 2022. Posisi tersebut telah menurun dibandingkan periode akhir tahun 2021 yang menyentuh 17,75 persen.

"Untuk menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri secara intens melakukan monitoring termasuk melakukan stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign untuk memastikan posisi pencadangan berada di level optimal," kata Rohan.

Optimalisasi aset yang konsisten ini pun berbuah manis terhadap profitabilitas yang membaik. Terlihat dari posisi return of asset (ROA) Bank Mandiri yang terus membaik ke level 3,34 persen pada Maret 2022.

Tak hanya itu, biaya kredit atau cost of credit Bank Mandiri juga ikut membaik menjadi 1,57 persen di kuartal I 2022. Menurun sebesar 78 basis poin secara tahunan.

"Hal ini menandakan Bank Mandiri mampu mengelola seluruh aset untuk mendukung bisnis dalam menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan," katanya. 

[Gambas:Video CNN]



(mrh/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER