PT BTPN Syariah Ventura mengaku tak takut berinvestasi di startup meski banyak perusahaan 'tumbang' beberapa waktu terakhir.
"Kami tidak takut karena punya jalan sendiri," ungkap Direktur Utama BTPN Syariah Ventura Ade Fauzan di Yogyakarta, Kamis (16/6).
Ia mengatakan pihaknya sudah cukup ketat menyeleksi setiap startup sebelum berinvestasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Ade merasa proses seleksi di BTPN Syariah Ventura lebih ketat dibandingkan saat ia masih bekerja di startup sebelumnya.
Saat itu, ia menjadi pihak yang diseleksi oleh perusahaan modal ventura. Namun, Ade merasa prosesnya tak terlalu ketat, sehingga mudah mendapatkan pendanaan.
"Kami sudah sangat ketat, prosesnya panjang. Kalau dibandingkan pas saya di startup kan saya yang diseleksi, nah tidak seketat itu," ungkap Ade.
Selain itu, Ade mengatakan perusahaan akan memberikan akses kepada setiap startup yang diberikan modal untuk berhubungan dengan nasabah. Dengan demikian, BTPN Syariah Ventura bisa memproyeksi kinerja dari startup tersebut.
"Karena kami investor strategis kami bisa berikan akses ke nasabah, jadi kami berikan akses ke nasabah. Lalu kami bisa proyeksi juga bisnis mereka," jelas Ade.
Sejauh ini, Ade menargetkan BTPN Syariah Ventura berinvestasi ke satu startup setiap tahun. Target ini ditetapkan selama tiga tahun ke depan.
"Kami ingin tambah tapi rencana bisnis kami seperti itu investasi di satu startup setiap tahun selama tiga tahun," kata Ade.
BTPN Syariah Ventura merupakan anak usaha PT Bank BTPN Syariah Tbk yang baru beroperasi pada 3 Juni 2022. Entitas ventura ini semula memiliki modal dasar Rp500 miliar.
Lalu, Bank BTPN Syariah menambah modal sebesar Rp300 miliar kepada entitas ventura tersebut.
Sejauh ini, BTPN Syariah Ventura baru berinvestasi di startup rural e-commerce bernama Dagangan.
Sebelumnya, beberapa startup mulai dari JD.ID, LinkAja, dan Zenius melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawan. Hal ini lantaran masing-masing perusahaan mengubah bisnis model agar lebih efisien.