Fakta-fakta Kereta Gantung Gunung Rinjani

CNN Indonesia
Selasa, 21 Jun 2022 11:42 WIB
Pembangunan proyek kereta gantung di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) disebut segera dimulai. Berikut fakta-faktanya.
Pembangunan proyek kereta gantung di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) disebut segera dimulai. Ilustrasi. (AP/Ginnette Riquelme).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pembangunan proyek kereta gantung di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) disebut-sebut segera dimulai.

Mengutip dari beberapa sumber, Senin (20/6), proyek itu dibangun dengan dana ratusan miliar dari 'patungan' berbagai investor luar negeri.

Berikut fakta-fakta terkait kereta gantung di Gunung Rinjani:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Panjang 10 km

Proyek itu disebut-sebut dibangun sepanjang 10 km. Dengan kereta gantung, masyarakat dapat menikmati Gunung Rinjani dari atas.

2. Perlu Rp600 M

Dinas Penanaman Modal dan Layanan Terpadu Satu Pintu Provinsi setempat mengatakan total dana yang dibutuhkan untuk membangun kereta gantung di Gunung Rinjani mencapai Rp600 miliar. Dana itu dipenuhi oleh investor dari China.

3. Banyak Polemik

Greenpeace Indonesia keberatan dengan pembangunan kereta gantung di Gunung Rinjani.

Menurut organisasi lingkungan global itu, pengembangan wisata di taman nasional tidak boleh mengurangi fungsi pokok taman nasional, yaitu sebagai kawasan pelestarian alam, seperti yang diatur dalam UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Mengingat pentingnya fungsi taman nasional sesuai aturan pemerintah, maka model pengelolaan wisata yang dikembangkan harus mendukung keberlangsungan dan terjaganya fungsi tersebut," kata Juru Kampanye Senior Hutan Greenpeace Indonesia Anissa Rahmawati kepada CNNIndonesia.com pada 2017 lalu.

Ia berpendapat konsep pengembangan wisata tak cocok diterapkan untuk taman nasional seperti Gunung Rinjani.

"Saya dengar kereta gantung bisa mengangkut 300 penumpang per jam. Tapi konsep pengembangan wisata massal rasanya tidak cocok untuk taman nasional," jelas Anissa.

[Gambas:Video CNN]



(aud/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER