3 Syarat RI Jadi Negara Maju versi Jokowi

CNN Indonesia
Selasa, 21 Jun 2022 16:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045 asal memenuhi tiga syarat. Berikut rinciannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045 asal memenuhi tiga syarat. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045 nanti. Salah satunya dengan memanfaatkan kekuatan yang ada di dalam negeri.

Menurut Jokowi, ada tiga syarat untuk Indonesia menjadi negara maju yakni mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan hilirisasi.

Untuk hilirisasi disebutkan, Indonesia harus tetap konsisten berani mengambil kebijakan untuk menghentikan seluruh ekspor bahan mentah produk unggulan dalam negeri seperti CPO, nikel, batu bara hingga bauksit. Ini semua harus diekspor dalam bentuk setengah jadi maupun jadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan konsisten melakukan langkah ini maka pendapatan per kapita Indonesia bisa naik hingga US$27 ribu per kapita.

"Jika semua dikerjakan di dalam negeri dan hitung-hitungan kita di 2045 kalau ada konsistensi kepemimpinan dengan keberanian stop ekspor bahan mentah sampai tahun itu (2045) insyaallah kita sudah ada di angka US$21 ribu sampai US$27 ribu income per kapita kita. Betul-betul kita sudah berada pada posisi negara maju," kata dia dalam Rakernas II PDIP, Selasa (21/6).

Kepala negara ini menyebutkan, jika produk unggulan ini diekspor dalam bentuk setengah jadi ataupun jadi maka akan memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Sebab, proses industrialisasinya terjadi di dalam negeri yang akan memberikan lapangan kerja hingga pemasukan ke kas negara.

"Kalau industri disini, PPh (Pajak Penghasilan) dapat kita, PPh badan kita dapat, bea ekspor dapat, bea keluar dapat. Besar sekali yang kita dapat," jelasnya.

Namun, jika yang di ekspor adalah produk mentah maka yang mendapatkan keuntungan dan nilai tambah adalah negara importir.

"Kalau kita kirim barang mentah yang dapat nilai tambah negara lain, yang dapat lapangan pekerjaan negara lain, yang dapat pajak juga negara lain," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(idy/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER