Harga minyak naik tipis pada penutupan perdagangan Selasa (21/6) sore waktu AS atau Rabu (22/6) pagi WIB. Kenaikan ditopang peningkatan permintaan bahan bakar musim panas
Melansir Antara, Selasa (22/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menguat 52 sen atau 0,5 persen menjadi US$114,65 per barel.
Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli naik US$1,09 atau 1,0 persen menjadi US$110,65 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis juga menyatakan penguatan harga minyak ditopang pengetatan pasokan karena sanksi terhadap minyak Rusia.
Mereka memperkirakan harga minyak masih tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Eksekutif Exxon Mobil Corp Darren Woods yang memperkirakan pasar minyak mengetat selama tiga hingga lima tahun ke depan.
Di sisi lain, persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara stok sulingan diperkirakan naik.
Data persediaan minyak mingguan tertunda oleh hari libur umum pada Senin kemarin. Sementara, data industri akan dirilis pada Rabu waktu setempat pukul 16.30 dan data pemerintah dijadwalkan rilis Kamis pukul 11.00 pagi.
Di sisi permintaan, analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan meskipun ada kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi, permintaan minyak tetap kuat.
"Kami memperkirakan permintaan minyak akan meningkat lebih lanjut, diuntungkan dari pembukaan lockdown China, perjalanan musim panas di belahan bumi utara dan cuaca yang semakin hangat di Timur Tengah," kata dia.
Ia memperkirakan harga minyak lebih tinggi lagi. Pasalnya, pasokan minyak tidak sebanding dengan jumlah permintaan.
"Dengan pertumbuhan pasokan yang tertinggal dari pertumbuhan permintaan selama beberapa bulan mendatang, kami terus memperkirakan harga minyak yang lebih tinggi," tandasnya.
Lihat Juga : |