Dibayangi Resesi, Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih dari 5 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 22 Jun 2022 18:28 WIB
Harga minyak dunia anjlok lebih dari lima persen pada perdagangan Rabu (22/6) di tengah kekhawatiran soal resesi ekonomi.
Harga minyak dunia anjlok lebih dari lima persen pada perdagangan Rabu (22/6) di tengah kekhawatiran soal resesi ekonomi. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia anjlok lebih dari lima persen pada perdagangan Rabu (22/6). Para pedagang khawatir permintaan terpukul karena kemungkinan resesi yang disebabkan oleh kenaikan tajam suku bunga.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 5,6 persen menjadi US$103,31 per barel. Sedangkan, Brent jatuh 5,2 persen ke US$108,62 per barel.

Harga minyak mentah sebenarnya telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir ke level tertinggi. Lonjakan terjadi di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat akibat perang Ukraina tidak akan cukup memenuhi permintaan dari pembukaan kembali ekonomi dunia, khususnya China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bank sentral  dipaksa untuk mengerek suku bunga acuan karena kenaikan biaya energi telah membuat inflasi melonjak ke level tertinggi sejak 1980-an. Kondisi tersebut telah membuat kekhawatiran bahwa ekonomi di seluruh dunia sedang menuju resesi.

Sementara itu, perhatian tertuju pada kesaksian Kongres dua hari oleh bos bank sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell minggu ini yang akan ditinjau untuk gagasan tentang rencana pejabat untuk memerangi harga yang tidak terkendali.

Namun, perusahaan bank investasi Goldman Sachs melihat harga emas hitam akan terus melonjak.

"Dengan permintaan komoditas di atas pasokan, pasar tetap ketat bahkan ketika tingkat pertumbuhan melambat," ujar Goldman Sachs dalam pernyataannya.

"Investor harus ingat bahwa perlambatan yang diinduksi Fed hanyalah pengurangan gejala jangka pendek, inflasi, dan bukan obat untuk masalah, kurangnya investasi," lanjutnya.

Sebelumnya, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen demi menekan laju inflasi pada (15/6).

Langkah kenaikan suku bunga sebesar 0,75 persen ini membawa suku bunga The Fed dalam kisaran 1,5 persen dan 1,75 persen.

Meski demikian, kenaikan suku bunga The Fed ini diperkirakan akan terus berlanjut. Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan menjadi 3,4 persen pada akhir tahun.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER