Harga minyak dunia turun hampir US$2 per barel pada akhir perdagangan Kamis (23/6) sore waktu AS atau Jumat (24/6) pagi WIB.
Mengutip Antara, Jumat (24/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus jatuh US$1,69 atau 1,5 persen ke US$110,05 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus merosot US$1,92 atau 1,8 persen menjadi US$104,27 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Analis mengungkap kejatuhan harga minyak itu tak lepas dari sinyal yang disampaikan bank sentral AS The Fed bahwa mereka akan menaikkan suku bunga acuan lagi.
Sinyal terungkap setelah, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pihaknya akan fokus membatasi inflasi. Pernyataan itu memicu kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Kalau sinyal itu benar, mereka sudah memprediksi ekonomi melambat dalam beberapa waktu ke depan. Konsultan Minyak Houston Andrew Lipow mengatakan kekhawatiran itu membuat investor memangkas posisi mereka dari aset-aset berisiko, seperti minyak sehingga membuat harganya tertekan.
Pasalnya, mereka menilai kebijakan moneter bank sentral dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi dengan suku bunga yang lebih tinggi.
"Jika AS, dan seluruh dunia mengalami resesi, itu dapat mempengaruhi permintaan secara signifikan," kata dia.
Selain itu, minyak juga mendapatkan tekanan dari kenaikan harga bensin. Pasalnya, kenaikan akan membuat permintaan bensin menurun.
Direktur Energi Berjangka Mizuho New York Robert Yawger memperkirakan harga bensin di AS masih berpotensi untuk terus naik. Harga bensin eceran AS saat ini rata-rata berada di level US$4,94 per galon.