Jokowi Minta Dukungan Negara G7 Fasilitasi Ekspor Gandum Ukraina

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jun 2022 13:01 WIB
Jokowi meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina agar rantai pasok pangan akibat dampak perang kembali normal.
Jokowi meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina agar rantai pasok pangan akibat dampak perang kembali normal. (AP/Lukas Barth).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina agar rantai pasok pangan akibat dampak perang kembali normal.

Hal itu dikatakan Jokowi dalam sesi kedua KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6) waktu setempat, di mana ia memfokuskan isu pangan pada pernyataannya.

"Tentunya diperlukan dukungan dari G7 memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diberikan secara virtual melalui akun YouTube dan disaksikan dari Jakarta, Selasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Antara, Selasa (28/6), Retno mengatakan bahwa Jokowi menyampaikan pentingnya dukungan dari negara-negara G20 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum dari Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk dari Rusia ke dalam rantai pasok global.

Oleh karena itu, Jokowi memandang ada dua cara untuk melakukannya, yakni pertama, memfasilitasi ekspor gandum Ukraina

Kedua, Presiden juga memandang pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

Jokowi juga menilai bahwa komunikasi yang intensif ini diperlukan agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik internasional.

"Komunikasi yang intensif juga perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lain-lain," kata Jokowi melalui Retno.

Jokowi juga menegaskan bahwa dampak perang Ukraina-Rusia terhadap rantai pasok pangan dan produktivitas pangan melalui pupuk sangatlah nyata.

Jika gagal menanganinya, krisis atau kelangkaan beras yang menyangkut dua miliar manusia, terutama di negara berkembang dapat terjadi.

Adapun, selain menghadiri KTT G7 sebagai partner countries, Jokowi juga melakukan sekitar sembilan pertemuan bilateral dengan pimpinan negara India, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Jepang dan Uni Eropa serta pejabat IMF.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER