Harga Minyak Dunia Merosot, Pasokan dan Produksi Melimpah

CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2022 08:20 WIB
Harga minyak mentah dunia jatuh 1,8 persen di tengah kenaikan pasokan dan produksi AS yang melimpah.
Harga minyak mentah dunia jatuh 1,8 persen di tengah kenaikan pasokan dan produksi AS yang melimpah. (AFP/Ian Timberlake).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia melemah sekitar dua persen pada akhir perdagangan Selasa (29/6), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan harga minyak mentah terjadi karena pasokan bensin dan minyak sulingan meningkat di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Dilansir Antara, Kamis (30/6), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun US$1,98 atau 1,8 persen ke US$109,78 per barel.

Lalu, minyak minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus melemah US$1,72 atau 1,5 persen ke US$116,26 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS turun pekan lalu bahkan ketika produksi mencapai level tertinggi sejak April 2020.

Pasokan bahan bakar naik saat ini karena kilang meningkatkan aktivitasnya dengan beroperasi 95 persen dari kapasitas dan menjadi yang tertinggi tertinggi untuk tahun ini.

"Laporan EIA meredam pasar. Kenaikan persediaan bensin dan sulingan sedikit mengurangi tekanan dan kenaikan produksi AS juga menjadi faktor penurunan harga," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Kenaikan persediaan menyebabkan bensin dan sulingan berjangka AS turun masing-masing sekitar 3 persen dan persen. Pedagang menyebut minyak mentah berjangka mengikuti harga bahan bakar yang lebih rendah.

Sebelumnya, Brent dan WTI naik sekitar 7,0 persen selama tiga sesi di tengah kekhawatiran risiko penurunan pasokan karena sanksi Barat terhadap Rusia.

Namun, investor juga khawatir bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan energi karena bank sentral menaikkan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi.

Ketua the FedJerome Powellmengatakan pihaknya tidak akan membiarkan ekonomi tergelincir ke rezim inflasi yang lebih tinggi, sekalipun itu berarti menaikkan suku bunga ke tingkat yang menempatkan pertumbuhan ekonomi dalam risiko.

Sementara, Kepala Eksekutif Shell PLC Ben van Beurden mengatakan ketidakpastian di pasar minyak dan gas global dapat bertahan untuk beberapa waktu mendatang karena kapasitas cadangan sangat rendah sementara permintaan masih tumbuh.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia yang membentuk kelompok OPEC+, memulai serangkaian pertemuan dua hari pada Rabu (29/6) dengan mengatakan kemungkinan perubahan kebijakan besar tampaknya tidak mungkin terjadi bulan ini.

[Gambas:Video CNN]



(fby/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER