Lagi, Pengembang Properti China Gagal Bayar Utang Rp15 T

CNN Indonesia
Selasa, 05 Jul 2022 07:45 WIB
Pengembang properti asal China Shimao Grup  mengalami masalah gagal membayar surat utang (obligasi) senilai total US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Pengembang properti asal China Shimao Grup mengalami masalah gagal membayar surat utang (obligasi) senilai total US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengembang properti asal China kembali mengalami masalah gagal membayar surat utang (obligasi). Shimao Group yang berbasis di Shanghai gagal membayar bunga dan pokok obligasi sebesar US$1 miliar atau setara Rp15 triliun (kurs Rp15.004 per dolar) yang jatuh tempo pada Minggu (3/7).

Mengutip CNN, ini adalah pembayaran utang pertama yang terlewatkan pada obligasi dolar oleh Shimao yang telah bergulat dengan meningkatnya tekanan keuangan selama berbulan-bulan.

Sektor real estat China kian menurun dari satu krisis ke krisis lainnya sejak 2020 ketika Beijing mulai menindak pinjaman berlebihan oleh pengembang dalam upaya untuk mengendalikan utang mereka yang tinggi dan mengekang harga rumah yang tidak terkendali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, sejumlah pengembang properti asal China juga terjebak dalam masalah utang. Pengembang properti Evergrande terjerat utang senilai US$300 miliar atau setara Rp4.293 triliun (kurs Rp14.310 per dolar). Sejak krisis ini terjadi, amarah pembeli rumah, pemasok, hingga investor mulai bermunculan.

Setelah Evergrande, pengembang properti Fantasia juga mengalami masalah serupa. Dalam pernyataannya, Fantasia Holding gagal membayar US$205,7 juta atau setara Rp2,9 triliun (kurs Rp14.255 per dolar).

Masalah ini dipicu setelah Country Garden Services Holding menambahkan Fantasia dalam perusahaannya, tetapi gagal membayar pinjaman US$107 juta.

Ada juga Modern Land yang tengah meminta perpanjangan waktu kepada investor untuk membayar obligasi senilai US$250 juta pada 2021 lalu.

Perusahaan juga berupaya mendapat dana segar dalam bentuk pinjaman hingga 800 juta yuan atau setara US$124 juta.

Akibat berita ini, saham Modern Land turun lebih dari dua persen di bursa efek Hong Kong. Sepanjang tahun ini, saham perusahaan sudah merosot lebih dari 45 persen.

[Gambas:Video CNN]



(fby/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER