Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan tarif pungutan ekspor minyak sawit.
Menurutnya, penurunan tarif ekspor minyak sawit akan mengurangi beban bagi petani sawit.
"Kita mungkin akan menurunkan tadi malam saya bicara sama Menteri Keuangan TPE (Tarif Pungutan Ekspor) mungkin kita bawa sampai ke bawah, sehingga orang dikasih insentif untuk ekspor," ujar Luhut pada acara Rapat Koordinasi Audit Perkebunan Sawit Se-Indonesia, Kamis (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurut Luhut, selama ini ekspor untuk kelapa sawit sering mengalami kesulitan. Bahkan, imbuhnya, ekspor minyak sawit belum sepenuhnya terealisasi.
Harapannya dengan memperlancar proses ekspor, harga tandan buah segar (TBS) di pasaran dapat berangsur naik.
"Mungkin pertengahan bulan, belasan, minggu depan akhir itu ekspor sudah mulai lancar. Kalau itu lancar, kita harapkan TBS bisa naik," imbuh Luhut.
"Kalau ekspor, tangkinya ekspor. Dia ambil kelapa sawit, TBS nanti diproses. Tentu harganya naik," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta percepatan dan perluasan ekspor CPO dan produk turunannya demi menaikkan harga tandan buah segar (TBS) sawit.
Melalui surat bernomor 526/Disbun/1837, Syamsuar melapor kepada Jokowi bahwa harga TBS sawit beberapa bulan terakhir, khususnya di Sumatera, terus turun.
"Sejalan dengan itu, bahkan isu anjloknya harga TBS sawit di tingkat pekebun juga menjadi isu sentral yang dibahas pada rapat forum gubernur se-Sumatra yang dilaksanakan pada 28-30 Juni 2022 di Pekanbaru," ungkapnya.
(tdh/dzu)