Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan yakin produktivitas kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat dari 3-5 ton per hektare menjadi 10-12 ton per hektare dengan teknologi genom.
"Sekarang ini kita baru (produksi) rata-rata 3 sampai 4 ton, atau 5 ton lah ya. Kita mau coba genomik itu bisa sampai 10 ton lebih," kata Luhut kepada media, Kamis (7/7).
Ia mengatakan saat ini Indonesia baru menggunakan teknologi GMO untuk mengembangkan benih-benih sawit. GMO atau Genetically Modified Organism merupakan organisme yang gennya diubah menggunakan teknik rekayasa genetika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Luhut ungkap Malaysia sudah mulai menggunakan teknologi genomik untuk menggandakan produktivitas kelapa sawit.
"Maka kita harus genomic, itu bukan GMO tapi genomic. Di Malaysia sudah bisa dilakukan, itu ahli-ahli kita meneliti," ungkap Luhut.
Sebelumnya, Luhut minta Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menurunkan tarif pungutan ekspor minyak sawit.
Menurutnya, penurunan tarif ekspor minyak sawit akan mengurangi beban bagi petani sawit.
"Kita mungkin akan menurunkan tadi malam saya bicara sama Menteri Keuangan TPE (Tarif Pungutan Ekspor) mungkin kita bawa sampai ke bawah, sehingga orang dikasih insentif untuk ekspor," ujar Luhut.