Eks Ekonom IMF Ungkap Resesi AS Bak Buah Simalakama

CNN Indonesia
Minggu, 10 Jul 2022 12:35 WIB
Eks Ekonom IMF Ken Rogoff mengungkapkan The Fed, bank sentral AS, tidak mungkin menurunkan inflasi tanpa risiko resesi.
Eks Ekonom IMF Ken Rogoff mengungkapkan The Fed, bank sentral AS, tidak mungkin menurunkan inflasi tanpa risiko resesi. Ilustrasi. (AFP/William West).
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Ken Rogoff mengungkapkan The Fed, bank sentral AS, tidak mungkin menurunkan inflasi tanpa risiko resesi.

"Mereka harus memilih apakah mereka harus menurunkan inflasi dengan cepat, atau mereka akan melempar negara ke dalam resesi? Saya pikir mereka mengatakan bahwa mereka akan menurunkan inflasi," kata Rogoff, seperti dikutip dari CNN Early Start, Minggu (10/7).

"Tidak ada jalan keluar yang mudah," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan The Fed akan dalam sekejap akan memperlambat kenaikan suku bunga yang agresif. Oleh karena itu, Rogoff pun merasa marah tentang apa yang terjadi dengan ekonomi.

"Saya tidak berpikir ini harus terjadi. Kami menginjak pedal gas terlalu lama dan (memberi) terlalu banyak stimulus secara terlambat," imbuh Rogoff.

Ia juga mengatakan gangguan pasokan dan perang di Ukraina yang menambah krisis inflasi, menurutnya adalah tantangan yang lebih besar daripada yang diperkirakan The Fed.

"Saya pikir secara pribadi mereka harus tenang dan membiarkan inflasi tetap tinggi beberapa tahun dan berjalan lambat," katanya.

Sebelumnya, produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat menunjukkan kondisi ekonomi negara tersebut tengah berada di ambang resesi.

Proyeksi itu berdasarkan pelacakan PDB The Atlanta Federal Reserves yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya 0,9 persen pada kuartal II 2022, turun dari kuartal I yang masih mampu tumbuh 1,5 persen.

Dilansir dari CNBC, kondisi penurunan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut merupakan salah satu tanda resesi. Ekonomi AS tertekan oleh lonjakan harga komoditas di tengah tantangan usai pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

[Gambas:Video CNN]



(tdh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER