Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal punya pendapat berbeda. Menurut dia, krisis ekonomi Laos dan Myanmar tak akan berpengaruh besar terhadap kawasan Asia Tenggara dan Indonesia.
Pasalnya, kontribusi dua negara itu kecil di kawasan Asia Tenggara. "Kalau efek Laos dan Myanmar kecil, PDB rendah di Asia," tutur Faisal.
Bahkan, ia menilai sikap investor juga tak akan berubah kepada negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. "(Pengaruh) kecil. Kecuali kalau yang krisis Thailand, lebih besar pengaruhnya," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dari sisi perdagangan, Faisal melihat pengaruhnya ke Indonesia juga tak seberapa.
Sebab, negara tujuan utama ekspor RI di Asia adalah Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
"Jadi (situasi Laos dan Malaysia) ke neraca dagang tidak terlalu berpengaruh," terang dia.
Lihat Juga : |
Kendati begitu, ia mengingatkan pemerintah harus tetap waspada. Apalagi, utang negara terus meningkat sejak pandemi covid-19.
Ia juga sependapat dengan Bhima yang menilai bahwa rasio utang yang rendah terhadap PDB tak selamanya mengartikan negara itu baik-baik saja.
"Jadi tetap waspada, apalagi ada contoh-contoh negara hampir bangkrut. Pemerintah harus berjaga-jaga meski indikator makro RI lebih stabil," tutup Faisal.