Investasi Belt and Road China Susut Jadi US$28,5 M per Juni 2022

CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2022 16:25 WIB
Investasi China di negara-negara yang tergabung dalam program Belt and Road Initiative turun sekitar US$1,1 miliar dalam semester I 2022.
Investasi China di negara-negara yang tergabung dalam program Belt and Road Initiative turun sekitar US$1,1 miliar dalam semester I 2022. (Istockphoto/honglouwawa).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengeluaran keuangan dan investasi China di negara-negara yang tergabung dalam program Belt and Road Initiative turun sekitar US$1,1 miliar pada semester I 2022, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tercatat, pada paruh awal 2022 total pembiayaan China sebesar US$28,5 miliar lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama 2021 senilai US$29,6 miliar. Sehingga, total pengeluaran kumulatif Belt and Road menjadi US$932 miliar sejak 2013.

Mengutip Reuters, Senin (25/7), hasil riset Green Finance and Development Center (GFDC) mencatat penurunan ini dikarenakan tidak ada proyek dan investasi baru bara baru di Rusia, Mesin dan Sri Lanka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan itu mencatat Arab Saudi adalah mitra terbesar China selama semester I 2022 yang menerima investasi dari Negeri Panda senilai US$5,5 miliar.

Presiden Xi Jinping meluncurkan Inisiatif Sabuk dan Jalan pada 2013 untuk memanfaatkan kekuatan China dalam pembiayaan dan pembangunan infrastruktur, serta membangun komunitas luas yang memiliki kepentingan bersama di seluruh Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Namun, pembiayaan itu menjadi beban utang dan beberapa negara juga menegosiasikan kembali proyek investasi mereka dengan China, menyoroti risiko utang.

Tidak ada proyek batu bara baru yang mendapat dukungan China selama periode tersebut setelah janji yang dibuat di Majelis Umum PBB oleh Xi pada September lalu untuk mengakhiri pembiayaan batu bara luar negeri.

Namun, pengembang China memenangkan tawaran untuk membangun pembangkit listrik termal di Indonesia pada Februari, dan masih ada 11,2 gigawatt kapasitas yang telah mendapatkan pembiayaan meskipun belum memulai konstruksi.

Adapun China terus memberikan dukungan untuk proyek bahan bakar fosil lainnya di negara-negara Belt and Road, dengan minyak dan gas mencapai sekitar 80 persen dari investasi energi luar negeri China dan 66 persen dari kontrak konstruksinya.

Keterlibatan dalam proyek-proyek gas mencapai US$6,7 miliar pada semester pertama, dibandingkan dengan US$9,5 miliar sepanjang tahun lalu.

Transaksi energi hijau dan tenaga air turun 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi naik menjadi US$1,4 miliar dari sebelumnya US$400 juta. Namun, pengeluaran untuk konstruksi terkait energi hijau turun menjadi US$1,6 miliar, kurang dari setengah pada tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER