Semester I 2022, BNI Sukses Cetak Laba Bersih Rp8,8 Triliun
PT Bank Negara Indonesia (BNI) membukukan tren kinerja dan ekspansi yang solid pada kuartal kedua tahun ini seiring dengan fokus pertumbuhan yang sehat pada nasabah Top Tier.
Pencapaian itu diiringi pula dengan upaya memperkuat green portfolio dan implementasiprinsip-prinsip keberlanjutan atau ESG (Environment, Social, and Governance)
dalam setiap aspek bisnis perusahaan. Laba bersih BNI Semester I tahun 2022 ini tercatat mencapai Rp8,8 triliun, atautumbuh 75,1 persen year-on-year (YoY).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, BNI mencatat pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakinkuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator.
"Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi. Implementasi green banking dapat tetap dijalankan, dan bahkan menjadi potensi positif bagi kinerja profitabilitas," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (29/7).
Royke memaparkan, net interest margin yang stabil di kisaran 4,7 persen, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interestincome yang pada semester I 2022 ini, dapat mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11,0 persen YoY. Lababersih pun tercapai karena fungsi intermediasiyang terus menguat. Kredit pada semester pertamatahun ini tercatat Rp620,42 triliun, naik positif dengan pertumbuhan 8,9 persen YoY.
Kinerja penghimpunan dana masyarakat juga tetap kuat dengan nilai dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp691,84 triliun, naik 7,0 persen YoY. DPK tersebut didominasi oleh dana murah (CASA), yang mencapai 69,2 persen dari total DPK yang terhimpun.
Penyumbang terbesar CASA adalah nasabahtabungan yang aktif bertransaksi melalui aplikasi BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNI Direct.
"Per Juni 2022, pengguna BNI Mobile Banking berkontribusi terhadap 59,2 persen tabungan. Sementara 92 persen dana giro dikontribusikan oleh pengguna layanan cash management," katanya.
Green Financing Terus Tumbuh
Royke menyampaikan, hingga akhir Juni 2022, pembiayaan BNI pada segmen hijau telah mencapai Rp176,6 triliun atau 28,6 persen dari total kredit. Green financing BNI sejauh ini utamanya diberikan untuk kebutuhanpembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp117,9 triliun.
Selebihnya untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau Rp16,1 triliun, energi baruterbarukan (EBT) sebesar Rp12,0 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp7,2 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,4 triliun.
"Dalam upaya mendukung green portfolio, BNI menjadi pionir dengan menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah senilai Rp5,0 triliun. Penerbitan ini nantinya akan digunakan untuk mendorong kinerja green banking khususnya pembiayaan pada 11 kategori area hijau sesuai POJK 60/ POJK.04/2017," ujarnya.
Kinerja Layanan Digital
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menambahkan, transformasi digital telah memberi kontribusi yang cukup kuat baik dari segi operasional maupun profitabilitas BNI.
Perseroan mencatat jumlah pengguna aplikasi BNI Mobile Banking mencapai 12,14 juta nasabah sampai dengan Juni 2022 atau meningkat 34,7 persen YoY. Jumlah transaksi meningkat signifikan sebesar 34,8 persen hingga mencapai 271 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp368 triliun atau tumbuh 36,8 persen YoY.
Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi melanjutkan, perseroan telah menjalin partnership dengan lebih dari 4.000 partner Application Programming Interface (API), dengan total layanan mencapai 443 layanan. Fungsi perbankan untukmemberikan akses layanan keuangan kepada masyarakat, terutama di remote area, juga terus ditingkatkan dengan menjadikan layanan branchless banking atau BNI Agen46 sebagai ujungtombak.
Jumlah Agen46 yang merupakan perpanjangan tangan bank ini sudah mencapai lebih dari 161.000 agen untuk membantu, sebagian masyarakat yang belum terlayani institusi keuangan formal.Bahkan, nilai volume transaksi dari Agen46 sudah mencapai Rp37,32 triliun.
Layanan uang elektronik lewat produk Tapcash juga turut mendukung tren transaksi non tunai masyarakat. Total 8,89 juta kartu Tapcash yang beredar mampu mendukung transaksi transportasi, F&B, dan minimarket dengan volume transaksi sebesar Rp698 miliar.
Selain itu, kinerja digital Business Banking juga tercatat semakin kuat pada paruh pertama tahun ini. Solusi digital bisnis BNIDirect membukukan kinerja yang semakin kuat. Dengan total user telah mencapai 79.800, BNIDirect telah membukukan volume transaksi lebih dari Rp2.500 triliun.
Kinerja Fungsi Intermediasi
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI mampumendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi.
Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7 persen YoY menjadi Rp205,3 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 31,2 persen YoY menjadi Rp48,5 triliun; segmen small juga tumbuh 10,2 persen yoy dengan nilai kredit Rp100,2 triliun. Secarakeseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7 persen YoY menjadi Rp512,3 triliun.
"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan," katanya.
Dari sisi kredit konsumer, Novita mengatakan, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen YoY menjadi Rp39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen YoY menjadi Rp51,2 triliun.
BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester kedua tahun 2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7 persenhingga 10 persen pada tahun ini.
Novita meyakini, ruang untuk ekspansi BNI masih sangat terbuka yang ditunjukkan dari loan todeposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 90,1 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal berada pada posisi kuat 18,42 persen.
Peningkatan kinerja yang baik tersebut diiringi oleh penguatan kualitas aset perusahaan yang ditopang berbagai faktor, perbaikan Loan at Risk (LaR) ke posisi 19,6 persen (termasuk kreditrestrukturisasi karena Covid-19), dan non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2 persen. CostOf Fund atau Biaya Dana semakin efisien di level 1,4 persen, serta Net Interest Margin stabil di 4,7 persen.
"Kredit restrukturisasi Covid-19 tercatat telah berada pada Rp62,9 triliun turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp81,8 triliun. Bahkan, 64 persen debitur BNI yang terdampak pandemi telah mulai melakukan pembayaran di atas base lending rate, sehingga kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen," imbuhnya.
(inh)