Nomad, perusahaan kripto di AS, kena pencurian aset hingga US$190 juta atau setara Rp2,82 triliun (asumsi kurs Rp14.864 per dolar AS).
Nomad merupakan jembatan lintas rantai. Artinya, pengguna dapat mentransfer token kripto dari satu blockchain ke blockchain lainnya melalui perusahaan ini.
Nomad membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/8), perusahaan telah melapor pada penegak hukum. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan perusahaan forensik blockchain untuk mencoba mengidentifikasi akun yang terlibat dan mendapatkan kembali dana yang dicuri.
Pencurian aset itu dilakukan dengan menargetkan 'jembatan' blockchain. Pasalnya jembatan ini menjadi alat yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer token antar blockchain.
Elliptic, perusahaan analitik blockchain yang berbasis di London mencatat jembatan blockchain kerap menjadi target pencurian aset kripto. Lebih dari US$1 miliar telah dicuri dari jembatan sejauh blockchain sepanjang 2022.
Pada Maret lalu, peretas mencuri kripto senilai US$615 juta atau setara Rp9,14 triliun dari Ronin Bridge, yang digunakan untuk mentransfer kripto masuk dan keluar dari game Axie Infinity. AS mengaitkan peretas Korea Utara dengan pencurian itu.
Kemudian pada Juni lalu, perusahaan kripto AS Harmony mengatakan bahwa peretas mencuri token senilai sekitar US$100 juta atau setara Rp1,48 triliun dari produk jembatan Horizon-nya.