Jerman yang merupakan jantung ekonomi Eropa sedang menderita. Ada kekhawatiran, penderitaan Jerman akan berbuah resesi bagi ekonomi negara-negara kawasan di seluruh benua.
Apa saja penderitaan Jerman?
Mengutip CNN Business, Rabu (3/8), penjualan ritel Jerman merosot 8,8 persen pada Juni apabila dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut Biro Statistik Federal Jerman, penurunan penjualan ritel ini yang terbesar sejak 1994 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ekonomi Jerman disebut berada di tingkat yang suram sejak lonjakan inflasi membatasi daya beli masyarakat. Sementara, krisis energi yang mengancam akan membawa negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu jatuh ke jurang resesi.
Data resmi menunjukkan ekonomi Jerman mengalami stagnasi pada kuartal kedua. Stagnasi ialah keadaan dimana ekonomi suatu negara tidak berjalan. Ini juga berarti, tidak mundur maupun maju. Sederhananya, mandek.
Walaupun, ekonomi Uni Eropa tumbuh tak terduga di level 4 persen pada kuartal kedua tahun ini, namun Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman terhadap Uni Eropa mencapai seperempat. Artinya, perlambatan ekonomi Jerman bisa menyeret Uni Eropa.
Lalu, kebuntuan energi yang sedang berlangsung antara Eropa dengan Rusia bisa membawa resesi lebih dekat. Posisi Jerman sangat rentan, mengingat ketergantungan rumah dan industri berat di Jerman terhadap ekspor gas alam Rusia.
Memang, saat ini, Jerman berhasil memangkas ketergantungan impor gas alamnya dari 55 persen menjadi 35 persen. Tapi, pemangkasan pasokan energi secara tiba-tiba berpotensi menghilangkan 220 miliar euro atau US$226 miliar dari ekonomi Jerman selama dua tahun ke depan.
Mengantisipasi hal terburuk, Jerman sendiri berencana menjatah pasokan gas ke industri. Ini akan menjadi langkah yang memberikan pukulan besar bagi ekonomi terbesar di Eropa tersebut.