Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam mencatat rekor tertinggi tahun ini berkat kenaikan harga komoditas unggulan seperti batu bara, kelapa sawit, hingga nikel.
Per akhir Juni 2022 penerimaan PNBP SDA tembus Rp114,6 triliun, terdiri dari PNBP SDA migas sebesar Rp74,6 triliun atau tumbuh 86,8 persen (yoy) dan SDA nonmigas terealisasi Rp40 triliun atau tumbuh 101,8 persen.
"Pada semester I 2022 PNBP dari SDA rekor luar biasa Rp114,6 triliun. Ini kenaikan jauh lebih tinggi dari tahun lalu yang sudah tumbuh 53 persen," ujarnya dalam acara Digitalisasi Sebagai Sarana Pencegahan Korupsi, Rabu (3/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan capaian yang menakjubkan ini, ia meyakini hingga akhir tahun PNBP SDA bakal terkumpul melebihi target yang ditetapkan dalam Perpres 98/2022 sebesar Rp481,6 triliun.
Bendahara negara ini berharap penerimaan negara yang makin tokcer ini bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Terlebih, di tengah pemulihan ekonomi yang berjalan, kehadiran pemerintah untuk mendukung rakyat miskin dan kehilangan pekerjaan selama pandemi menjadi penting.
"Kita perlu pulihkan kembali agar kemiskinan menurun dan masuk pada single digit secara meyakinkan, kita juga perlu memulihkan ekonomi, dan menciptakan kesempatan kerja, sehingga mereka yang kehilangan kerja bisa kembali pulih," jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, PNBP SDA migas tumbuh hingga 86,8 persen ditopang oleh kenaikan harga ICP dalam enam bulan terakhir. Rata-rata ICP Desember 2021-Mei 2022 sebesar US$96,77 per barel atau naik 64,6 persen (yoy).
Sedangkan, PNBP SDA non migas ditopang oleh kenaikan harga minerba yakni batu bara dan nikel, serta nonminerba dari sektor perikanan, kehutanan dan panas bumi yang masing-masing tumbuh 111,8 persen, 1,4 persen dan 8,6 persen.