Beasiswa yang dikucurkan lewat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sedang menjadi isu hangat diperbincangkan. Beasiswa yang diberikan perintah itu viral di jagat maya setelah ada penerimanya enggan pulang ke RI demi menghindari pajak dan menikmati beragam fasilitas dari Inggris.
Berkuliah di luar negeri tentu menjadi impian banyak orang. Selain mendapat ilmu, berkuliah di luar pun memberikan banyak pengalaman, termasuk gengsi.
Namun, untuk bisa kuliah di negeri seberang biaya yang tak sedikit. Bagi yang pandai, Anda mungkin bisa mencari beasiswa yang disediakan banyak lembaga, termasuk LPDP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Tapi, bisa juga Anda mengeluarkan biaya mandiri. Namun ketika memutuskan untuk memakai biaya sendiri, ada banyak hal yang harus dipikirkan.
Selain untuk biaya kuliah, Anda pun harus memikirkan ongkos hidup di luar negeri.
Perencana Keuangan Advisors Alliance Group (AAG) Indonesia Andy Nugroho mengatakan jika mendapat beasiswa yang fully coverage, tentu hal tersebut menjadi sangat memperingan perencanaan keuangannya. Tinggal Anda mengatur gaya hidup selama sekolah di negeri orang agar tidak melebihi uang saku.
"Kalaupun ingin lebih, maka kita bisa menyiasatinya dengan bekerja part time disela-sela waktu kuliah," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/8).
Namun, Andy mengatakan jika seluruh pendanaannya berasal dari kantong pribadi, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian. Mulai dari biaya kuliah termasuk tes, biaya hidup, tiket pulang pergi, dan biaya lain-lain selama pendidikan.
Nah, dengan sekian banyak keperluan tersebut yang pertama kali disiapkan tentu memprediksi total biaya yang dibutuhkan. Setelah itu, Anda bisa menghitung berapa dana yang harus ditabung setiap bulan.
"Untuk menabungnya pun sebaiknya memilih yang dalam bentuk mata uang US dolar, karena akan lebih aman dari risiko penurunan nilai rupiah," imbuh Andy.
Lalu, jika waktu untuk masuk kuliah masih cukup lama, semisal lima tahun, dana yang disiapkan bisa diinvestasikan dalam bentuk saham ataupun reksadana.
Adapun jika Anda sudah memulai berkuliah di luar negeri, selanjutnya yang harus dipikirkan adalah menyesuaikan biaya hidup di sana. Andy menuturkan untuk hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Lihat Juga :Edukasi Keuangan Inflasi Terbang Gila-gilaan, Warga +62 Harus Apa? |
Hemat bisa dilakukan dalam urusan memilih tempat tinggal. Anda bisa tinggal di asrama kampus yang tentu lebih murah, menyewa rame-rame rumah atau bahkan berbagi kamar dengan sesama penyewa lain.
Hal ini biasa dilakukan mahasiswa untuk menambah uang saku dan kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya tempat tinggal tadi. Anda bisa bekerja sebagai asisten dosen, karyawan perpustakaan, pegawai restoran, dan lain-lain. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan waktu libur yang cukup panjang untuk bekerja saja alih-alih pulang ke Indonesia dengan tiket yang mahal.
Andy mengatakan di beberapa negara mahasiswa dan pelajar dapat keringanan untuk biaya transportasi. Nah Anda bisa memanfaatkan ini.
Selama berkuliah, Anda jangan terlena untuk banyak melakukan rekreasi atau kegiatan yang boros. Hal ini tentu akan membuat dompet Anda terkuras.
Sementara itu, Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan mengatakan merencanakan keuangan untuk berkuliah di luar negeri perlu strategi yang matang. Pemilihan reputasi sekolah, bidang yang diminati, dan negara mana yang dituju pun perlu jadi perhatian.
"Reputasi sekolah sangat menentukan penerimaan siswa, sekolah yang punya misi khusus, bisa saja tidak menentukan uang sekolah yang tinggi tapi lebih memperhatikan misi dan purpose calon siswa," ujarnya.
Biaya kuliah, kata Imelda, memang bukan hanya untuk uang semester dan keperluan peralatan belajar saja, tapi juga biaya hidup di sana saja. Untuk menyiasati ini Anda memang bisa bekerja sampingan.
Namun, sebelum melihat ke sana, Anda harus mencari tahu bagaimana kebijakan pemerintah sana untuk memberi izin mahasiswa luar negeri bekerja part time atau full time. Jika pemerintah mengizinkan, itu tentu poin plus.
"Karena kalau legally diizinkan untuk bekerja, maka biaya hidup akan mudah dipenuhi," kata Imelda.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Mengelola Gaji Rp6 Juta per Bulan Biar Bisa Beli Rumah |
Sementara, jika regulasi di negara tersebut tidak mengizinkan, Anda bisa cari pekerjaan yang memanfaatkan teknologi digital dan bisa dikerjakan jarak jauh. Misalnya, menjadi content writer, blogger, atau kontributor dari sebuah media daring.
Kemudian, terkait pembiayaan kuliah Anda bisa berinvestasi menggunakan strategi yang memperhatikan gejolak nilai tukar uang di negara tujuan versus rupiah. Kalau sangat fluktuatif, ada baiknya tabungan dibangun dengan menggunakan mata uang negara tersebut.
"Tapi kalau tidak terlalu fluktuatif, bisa menggunakan tabungan emas karena emas bisa jadi nilai lindung atas gejolak nilai tukar uang asing," kata Imelda.
(agt)