Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 yang mencapai 5,4 persen (yoy) menjadi pertanda bahwa Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan akibat covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian Indonesia bahkan lebih baik dari negara maju maupun berkembang lainnya.
Beberapa negara yang ekonominya tumbuh, tetapi mengalami perlambatan di kuartal II ini adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Korea Selatan, China, Spanyol dan Taiwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ekonomi Indonesia sebetulnya sudah bangkit sejak tahun lalu. Hanya saja, realisasi kali ini menandakan fundamental perekonomian yang kuat di tengah kondisi global yang mengancam.
Sebab, pertumbuhan ekonomi ini tetap impresif padahal basis nya juga tinggi sebesar 7,1 persen pada kuartal II 2021. Sedangkan, kuartal II 2021 tumbuh tinggi karena basisnya rendah, yakni minus 5,3 persen di kuartal II 2020.
"Artinya ekonomi sudah menggeliat kembali," ujarnya dalam media briefing di kantornya, Jumat (5/8).
Ia menambahkan perekonomian Indonesia tetap kuat ini ditopang oleh kebijakan pemerintah yang melonggarkan mobilitas dan memperbolehkan merayakan Idulfitri, serta lonjakan ekspor akibat kenaikan harga komoditas di pasar global.
"Selain ekspor yang tumbuh tinggi, juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas unggulan kita," jelasnya.
Meski tak ada lagi momen lebaran, Airlangga optimistis pada kuartal III dan IV, perekonomian masih bisa tumbuh di atas 5 persen.
Ini karena harga komoditas yang masih tinggi. Selain itu, pemerintah juga akan mempercepat belanja seperti penyaluran bantuan sosial akan ditingkatkan.
Dengan langkah-langkah kebijakan yang ditempuh, ia yakin perekonomian masih bisa tumbuh sesuai target hingga akhir tahun yakni 5,2 persen.
"Pemerintah masih ada government spending yang di kuartal II kemarin masih lemah, kami dorong alihkan ke kuartal III dan IV. Jadi pemerintah tetap yakin full year di 5,2 persen," pungkasnya.