Rusia tengah mempertimbangkan untuk membeli mata uang negara-negara sahabat seperti China, India dan Turki untuk disimpan di Dana Kekayaan Nasional atau National Wealth Fund (NWF). Hal itu dilakukan setelah tidak bisa membeli dolar dan euro akibat sanksi barat.
Bank sentral Rusia mengatakan akan tetap berpegang pada kebijakan nilai tukar rubel mengambang bebas, tetapi tetap penting untuk menerapkan kembali aturan anggaran yang mengalihkan kelebihan pendapatan minyak ke dana darurat.
Dalam laporan kebijakan moneter periode 2023-2025, bank sentral mengatakan berbagai opsi disiapkan kembali ke aturan fiskal dan mengisi kembali NWF, dengan mempertimbangkan sanksi Barat terhadap Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Keuangan Rusia sedang mengupayakan kemungkinan penerapan mekanisme operasional mekanisme aturan anggaran untuk pengisian/pengeluaran NWF dalam mata uang negara sahabat (yuan, rupee, lira Turki, dan lainnya)," kata bank sentral, dikutip CNA, Jumat (12/8).
Di bawah aturan anggaran, Rusia sebelumnya membeli dolar dan euro untuk NWF dan bukan mata uang lainnya.
Namun, Rusia menghentikan pembelian valuta asing pada awal 2022 di tengah peningkatan volatilitas dalam rubel.
NWF dikelola oleh Kementerian Keuangan, namun merupakan bagian dari cadangan internasional bank sentral, termasuk juga yuan.
Pada Februari kemarin, dana kekayaan nasional Rusia mencapai US$640 miliar di mana setengahnya dibekukan oleh negara barat akibat invasinya ke Ukraina.