Jokowi: 3 Tahun Lagi InsyaAllah RI Tak Akan Impor Jagung

CNN Indonesia
Minggu, 14 Agu 2022 16:25 WIB
Presiden Jokowi optimis Indonesia bisa berhenti impor jagung, sebagaimana beras yang sudah menjadi bagian dari swasembada pangan negara. Foto: Dok. Kementerian Pertanian
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia bisa berhenti impor jagung dua atau tiga tahun lagi. Ia ingin negara yang dipimpinnya tak hanya swasembada beras, melainkan pangan lainnya.

Jokowi menyebut Indonesia sudah berhenti impor beras selama tiga tahun terakhir.

Hal itu ia ungkapkan saat memberikan pidato dalam acara penyerahan penghargaan ketahanan pangan beras dari International Rice Research Institute (IRRI) hari ini, Minggu (14/8).

"Insyaallah kita sudah tidak impor jagung dalam 2-3 tahun ke depan. Seperti beras yang sudah 3 tahun kita tidak impor," kata Jokowi.

Jokowi menyebut tak ingin Indonesia hanya mengonsumsi beras. Oleh sebab itu, ia tengah mengupayakan diversifikasi pangan.

"Telah kita mulai kemarin di Waingapu sorgum, di NTT sorgum, kemudian di beberapa provinsi jagung," kata dia.

Ia berkata Indonesia sudah mengalami kemajuan terhadap produksi jagung. Jumlah jagung yang diimpor lebih sedikit dari sebelumnya. Dengan itu, ia pun optimis Indonesia tak akan impor jagung lagi.

"Yang dulu 7 tahun harus impor 3,5 juta ton jagung. Hari ini kita impor kira-kura 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yg besar sekali," ujarnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menegaskan Indonesia sudah tidak mengimpor jagung, kecuali untuk kebutuhan bahan baku industri, seperti bahan pemanis.

"Saya ingin sampaikan bahwa bukan hanya beras yang sebenarnya kita sudah tidak impor, tetapi juga jagung, kecuali yang berkaitan dengan kebutuhan industri, termasuk pemanis dan lain-lain," ujarnya, secara daring, Senin (1/8).

Saat ini, produksi jagung di Indonesia di atas 18 juta ton. Kendati begitu, sesuai perintah Presiden Jokowi, produksi jagung akan terus ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan domestik, termasuk industri, dan berupaya meningkatkan ekspor jagung.

Jokowi dalam rapat awal bulan Agustus telah memerintahkan jajaran menteri untuk meningkatkan produksi jagung, baik untuk bahan baku, produk pascapanen, termasuk yang sudah melalui proses budidaya.

Peningkatan produksi itu melalui intensifikasi lahan dan ekstensifikasi lahan. Sedangkan, untuk produksi pascapanen, Syahrul menyebut akan melakukan beberapa upaya seperti membangun sarana pendukung pascapanen seperti silodandryer.

"Tentu saja toksin (racun) dan lain-lain bisa dikurangi, sehingga kadar air di atas 20 persen, bisa kadar air 14 persen, sehingga sangat layak untuk di market atau di industri," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mendorong produksi jagung di lahan-lahan baru di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.

"Dengan total lahan seluas 141 ribu hektare (ha), dan 86 ribu hektare merupakan lahan baru," tandas Airlangga.

(yla/gil)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK