Jokowi Targetkan Defisit Kembali ke Bawah 3 Persen di RAPBN 2023
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan defisit anggaran bisa ditekan ke level 2,85 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam RAPBN 2023.
Ini adalah pertama kalinya Indonesia ia mengembalikan defisit anggaran ke bawah 3 persen terhadap PDB, setelah sebelumnya diperlonggar hingga 6 persen melalui UU Nomor 2/2020 karena pandemi.
"Defisit anggaran 2023 direncanakan sebesar 2,85 persen terhadap PDB atau Rp598,2 triliun," ujarnya dalam Penyampaian RAPBN 2023 di Ruang Rapat Paripurna, Senin (16/8).
Defisit tersebut ditetapkan berdasarkan kebutuhan belanja sebesar Rp3.041,7 triliun dan pendapatan negara hanya sebesar Rp2.443,6 triliun pada 2023.
Jokowi mengatakan pembiayaan defisit ini akan memanfaatkan sumber yang aman dan dikelola dengan hati-hati seperti tahun sebelumnya. Hal ini untuk menjaga keberlanjutan kondisi fiskal negara yang telah bekerja keras selama pandemi.
"Komitmen untuk menjaga keberlanjutan fiskal dilakukan agar tingkat risiko utang selalu dalam batas aman melalui pendalaman pasar keuangan," katanya.
Lihat Juga : |
Ia menambahkan pemerintah akan terus meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, khususnya kepada BUMN dan BLU yang diarahkan untuk penyelesaian infrastruktur strategis pusat dan daerah, pemberdayaan masyarakat, serta sinergi pembiayaan dan belanja.
"Pemerintah tetap mendorong kebijakan pembiayaan inovatif skema KPBU, termasuk penguatan peran BUMN, BLU, Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan Special Mission Vehicle (SMV), serta mengakselerasi pembangunan infrastruktur dan meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan Ultra Mikro," katanya.
Lebih lanjut, pemerintah akan memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) untuk menjaga stabilitas ekonomi dan antisipasi ketidakpastian, serta meningkatkan pengelolaan manajemen kas yang integratif untuk menjaga bantalan fiskal yang andal dan efisien.