Nilai tukar rupiah tertekan di level Rp14.768 per dolar AS pada Selasa (16/8) sore, turun 26,5 poin atau 0,18 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.767 per dolar AS. Angka ini melemah dibanding Senin (15/8), yakni Rp14.727 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia juga melemah terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,17 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pun dengan yen Jepang yang melemah 0,24 persen, dolar Hong Kong 0,05 persen, dan yuan China 0,25.
Sementara, baht Thailand menguat 0,35 persen, dan peso Filipina stagnan.
Hal serupa juga terjadi pada mata uang di negara maju, yang melemah terhadap dolar AS. Euro Eropa, franc Swiss, dan dolar Kanada masing-masing melemah 0,05 persen, 0,22 persen dan 0,02 persen terhadap dolar AS.
Kemudian, dolar Australia melemah 0,14 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,04 persen.
Senior Analyst DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah pada perdagangan kali ini melemah akibat profit taking dari penguatan besar beberapa sesi sebelumnya. Di sisi lain, dolar AS menguat seiring dengan meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap ancaman resesi global.
"Dolar AS menguat disebabkan oleh kembalinya kekuatiran resesi global menyusul data ekonomi China yang lebih lemah," ujar Lukman pada CNNIndonesia.com.
Di lain sisi, surplus besar neraca perdagangan RI yang ke 27 bulan beruntun pun tidak cukup menahan laju dolar AS. Ia memperkirakan rupiah masih akan tertekan besok di rentang Rp14.675 hingga Rp14.825 per dolar AS.
(mrh/dzu)