Alasan Erick Thohir Beri Restu Rights Issue 5 BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan lampu hijau terhadap rencana penambahan modal lima perusahaan pelat merah dengan mekanisme penerbitan saham baru (rights issue).
Kelima perusahaan pelat merah tersebut yaitu PT Bank Tabungan Negara (BBTN), PT Krakatau Steel (KRAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Garuda Indonesia (GIAA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"Jangan dibilang utang lagi, yang namanya aksi korporasi kan macam-macam, apakah menambah modal dari peran pemerintah, penambahan modal dari aksi korporasi pasar, kemitraan strategis, dan lain-lain," ujar Erick dalam keterangan resmi kepada media di Jakarta, Kamis (18/8).
Erick mengungkapkan penambahan modal ditujukan bagi BUMN dengan industri yang memiliki prospek dan potensi baik ke depan.
Contohnya, BTN yang fokus menyedihkan hunian bagi masyarakat, termasuk generasi muda yang kini menjadi mayoritas penduduk Indonesia. BUMN, ucap Erick, harus memberikan jalan keluar atas kesulitan generasi muda dalam mendapatkan hunian.
"Mesti ada solusi dong, masa yang kaya-kaya aja dapet rumah, generasi baru kita tidak bisa beli rumah. Makanya kita punya program yang namanya Rumah Milenial di mana kerja sama BTN dan KAI," lanjutnya.
Erick menyampaikan lewat program Rumah Milenial hasil kerja sama BTN dan KAI, kedua BUMN menyediakan hunian yang berlokasi di sebelah stasiun kereta api dengan menerapkan sistem subsidi silang.
Lihat Juga : |
"Kami sudah lakukan empat proyek yang jadi, kami ingin harus lebih dorong lebih banyak lagi karena kebutuhan rumah hampir satu juta lebih kalau tidak salah. Berarti permodalan harus kuat, tapi bisnis dan masa depan harus bagus. Jangan hanya tambah-tambah modal, tapi sunset industri," jelasnya.
Terkait penambahan modal Krakatau Steel, Erick menilai hal itu diperlukan untuk memperkuat ekosistem industri baja nasional. Terlebih, sektor baja dalam negeri juga mengalami tantangan akibat adanya impor baja ilegal.
"Artinya, ini baja impor ada yang resmi dan ada yang selundupan, ini kan akhirnya enggak bagus buat membangun industri kita, itu kenapa kita di Krakatau Steel kita restrukturisasi, yang delapan tahun berturut turut rugi sekarang sudah untung Rp800 miliar," jelas Erick.
Krakatau Steel juga menggandeng Posco dalam memperbaiki industri baja nasional. Dalam hal ini, Posco fokus pada lempengan mobil untuk kendaraan baterai listrik. Hal ini merupakan bagian dari ekosistem kendaraan listrik yang mana Hyundai membuat mobil, LG untuk baterai, maka Krakatau Steel dan Posco bikin lempengan mobilnya.
"Ini ekosistem yang tadinya kalau enggak ada barang ini ya impor, itu proyek US$3,2 miliar atau Rp50 triliun lebih, 50:50, ini yang kita dorong," ucapnya.
Erick menilai Krakatau Steel memerlukan modal karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan bukan hanya membuat proyek.
"Ini yang saya enggak suka, selalu direksi-direksi BUMN, saya enggak bilang yang sekarang, yang sebelum-sebelumnya bikin proyek yang enggak jelas, akhirnya banyak yang mangkrak," kata Erick menambahkan.
Sebelumnya, Garuda Indonesia juga telah menyampaikan rencana untuk melakukan rights issue kepada para pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham. Jumlah tersebut setara dengan 871,44 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan.