Petani AS Hancurkan Tanaman Pertanian Gegara Kekeringan
Petani Amerika Serikat (AS) terpaksa menghancurkan tanaman pertaniannya di tengah kekeringan yang melanda kawasan tersebut.
Hal itu terungkap dari survei terbaru Federasi Biro Pertanian Amerika (AFBF) yang merupakan perusahaan asuransi dan kelompok lobi yang mewakili kepentingan pertanian.
"Dampak dari kekeringan ini akan terasa selama bertahun-tahun yang akan datang, tidak hanya oleh petani dan peternak tetapi juga oleh konsumen. Banyak petani harus membuat keputusan menjual ternak yang telah mereka pelihara bertahun-tahun atau menghancurkan tanaman kebun yang tumbuh selama beberapa dekade," kata Presiden AFBF Zippy Duvall dalam keterangan seperti dikutip CNN, Kamis (18/8).
Survei AFBF dilakukan di 15 negara bagian dari 8 Juni hingga 20 Juli di daerah kekeringan ekstrem, dari Texas hingga Dakota Utara hingga California, yang menghasilkan hampir setengah dari nilai produksi pertanian negara itu.
AFBF memperkirakan kondisi kekeringan tahun ini lebih parah daripada tahun lalu. Pasalnya, 37 persen petani mengatakan mereka membunuh tanaman yang tidak akan mencapai kematangan karena kondisi kering. Itu melonjak dari tahun lalu, 24 persen.
Survei tersebut juga mengungkap hampir 60 persen dataran barat, selatan dan tengah mengalami kekeringan parah atau lebih tinggi tahun ini.
Kondisi tersebut juga berdampak pada konsumen. Pada akhirnya, konsumen akan membayar lebih mahal untuk sejumlah bahan pangan.
"Kemungkinan akan mengakibatkan konsumen Amerika membayar lebih untuk barang-barang ini dan sebagian bergantung pada pasokan asing atau menyusutkan keragaman barang yang mereka beli di toko," terang laporan itu.
Karena kekeringan tersebut, pasokan almond dari Negara Bagian California, pemasok 80 persen almond dunia, berkurang.
"Secara umum, prospek volume panen tahun 2022 lebih pesimistis dibandingkan sebulan lalu dan lebih dari dua bulan lalu," tulis laporan Dewan Almond California pada Juli lalu.
Laporan inflasi Biro Statistik Tenaga Kerja pada Agustus menunjukkan konsumen AS menghabiskan 9,3 persen lebih banyak untuk buah-buahan dan sayuran dari tahun lalu.