Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan orang miskin hanya mengkonsumsi solar subsidi sebanyak 100 ribu kilo liter (kl) atau cuma 0,5 persen dari total solar subsidi. Sementara, 89 persen dinikmati oleh pelaku usaha.
Dari konsumsi solar rumah tangga sebanyak 11 persen, 95 persen dikonsumsi oleh keluarga mampu.
"95 persen rumah tangga mampu mengkonsumsi solar yang luar biasa besar disubsidi Rp8.800 per liter. Hanya 0,1 juta kl yang tidak mampu," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (26/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat dari besaran nilai rupiahnya, total subsidi solar sebesar Rp149 triliun hanya 5 persen rumah tangga tidak mampu yang menikmatinya. Selebihnya adalah dunia usaha dan rumah tangga mampu.
Sri Mulyani menjelaskan harga keekonomian solar eceran seharusnya di angka Rp13.950 per liter. Namun, karena subsidi yang diberikan, maka solar dijual Rp5.150 per liter.
"Ini artinya harga solar jauh di bawah, hanya 37 persen dari harga riil," jelasnya.
Ia mengatakan setiap liter solar yang dibeli masyarakat, mendapatkan subsidi sebesar Rp8.800 per liternya.