Harga Mi Kering Instan Naik 10,58 Persen Akibat Gandum Mahal

CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2022 19:09 WIB
BPS mencatat harga mi kering instan naik 10,58 persen per Agustus 2022 imbas lonjakan harga gandum di pasar internasional.
BPS mencatat harga mi kering instan naik 10,58 persen per Agustus 2022 imbas lonjakan harga gandum di pasar internasional. Ilustrasi. (iStockphoto/whitewish).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga mi kering instan melonjak 10,58 persen pada Agustus 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan harga mi kering juga naik 12,39 persen dan mi basah naik 9,81 persen pada Agustus 2022. Hal ini terjadi karena harga gandum di pasar internasional melonjak.

Gandum adalah bahan baku produk mi. Dengan demikian, naik atau turunnya harga gandum akan mempengaruhi biaya operasional pembuatan mi instan, mi basah, hingga mi kering.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mi keriting bahan baku dari gandum, mi basah, dan lain sebagainya (harga naik) karena bahan baku impor dan harga internasional naik," ungkap Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8).

Selain itu, harga tepung terigu juga naik signifikan hingga 22,31 persen pada Agustus 2022. Begitu juga dengan harga produk pasta mentah yang meningkat 13,65 persen dan tahu mentah 8,2 persen pada Agustus 2022.

"Harga-harga akibat kita impor pada produk tertentu, harga internasional naik lalu terpaksa industri lakukan penyesuaian kepada harga di dalam negeri," jelas Margo.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan terancam naik tiga kali lipat imbas perang Rusia-Ukraina. Sebab, perang dua negara itu membuat ratusan ton gandum tertahan.

Alhasil, pasokan gandum ke sejumlah negara termasuk Indonesia berkurang, sehingga harga di pasar global melonjak.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) tiga kali lipat," ujar Syahrul.

Ia menambahkan bahwa pasokan gandum RI masih sangat bergantung dengan impor. Oleh karena itu, gangguan rantai pasok akan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan di dalam negeri.

"Saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," jelas Syahrul.

[Gambas:Video CNN]

(aud/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER