Inflasi Korea Selatan (Korsel) mencapai 5,7 persen secara tahunan (yoy) pada Agustus 2022. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya, yakni 6,3 persen.
Dilansir dari Reuters, Jumat (2/9), meredanya inflasi sebagian besar disebabkan oleh jatuhnya harga minyak mentah global. Data menunjukkan harga produk minyak jatuh 10,0 persen pada Agustus dibanding bulan sebelumnya.
Harga minyak yang turun turut menjatuhkan 0,57 poin persentase dari tingkat inflasi secara bulanan, menghasilkan penurunan 0,1 persen pada IHK utama. Ini merupakan perdana sejak November 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Di sisi lain, inflasi inti meningkat menjadi 4 persen pada Agustus ini. Padahal, pada Juli inflasi inti Korea Selatan berada di level 3,9 persen.
Selain itu, sub-indeks yang mengukur harga layanan naik 4,1 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan inflasi masih menyebar lebih luas.
Analis Kyobo Sekuritas Paik Yoon-min mengatakan penurunan inflasi setidaknya dapat meredakan kekhawatiran pasar terkait kenaikan suku bunga acuan. Tetapi, inflasi inti yang tinggi menunjukkan tekanan inflasi tidak banyak melemah.
"inflasi inti yang tinggi dan angka lainnya menunjukkan tekanan inflasi tidak banyak melemah," kata Paik Yoon-min.
Sementara itu, Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong mengatakan inflasi Korea Selatan akan tetap tinggi untuk saat ini. Bank sentral Korsel memperkirakan inflasi masih akan berada di level 5 sampai 6 persen.
Hal ini memberi sinyal bahwa bank sentral Korsel akan terus menaikkan suku bunga, setelah mengangkatnya dengan gabungan 200 basis poin (bps) dari rekor terendah 0,5 persen sejak Agustus tahun lalu.
Mengutip Trading Economic, inflasi di negara-negara Asia lainnya pun masih menanjak.
Inflasi China menyentuh level 2,7 persen secara tahunan pada Juli 2022. Angka ini meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya, 2,5 persen.
Inflasi Jepang juga meningkat menjadi 2,6 persen pada Juli 2022. Angka ini naik dibanding inflasi Juni yang hanya mencapai 2,4 persen.
Singapura pun mengalami lonjakan inflasi menjadi 7 persen pada Juli 2022, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 6,7 persen.
Kemudian, inflasi Malaysia juga naik dari 3,4 persen pada Juni menjadi 4,4 persen pada Juli 2022.